JAKARTA - Jelang Angkutan Lebaran, Kementerian Perhubungan sedang menyiapkan Rencana Operasi Angkutan Lebaran 2016. Hal tersebut disampaikan Kasubdit Pengendalian Keselamatan,Ditjen Perhubungan Darat Marwanto Heru Santoso pada kegiatan pemantauan kesiapan Jalan Tol menghadapi Angleb 2016 yang diselenggarakan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU PERA di Semarang, Selasa (26/4).

"Rencana Operasi Angkutan Lebaran 2016 akan dikeluarkan jelang Angkutan Lebaran melalui Surat Keputusan Menteri Perhubungan," jelas Heru.

Dalam penyiapan Rencana Operasi Angleb tersebut, Heru mengungkapkan Ditjen Perhubungan Darat sebelumnya telah melakukan serangkaian rapat koordinasi di beberapa daerah dengan instansi terkait seperti: Pemerintah Daerah, Dinas Perhubungan, Kepolisian dan perangkat daerah lainnya.

Heru menjelaskan, pada Angleb 2016, Kemenhub akan melakukan pemantauan mulai dari H-12 sampai dengan H+10 atau mulai dari 24 Juni sampai dengan 17 Juli 2016. Pemantauan tersebut berlaku di sektor Perhubungan Darat, Udara dan Perkeretaapian. Sementara sektor Perhubungan Laut dilakukan lebih awal yaitu mulai H-15 sampai dengan H+15.

"Diprediksi puncak arus mudik tahun ini jatuh pada H-5," terang Heru.

Lebih lanjut Heru mengungkapkan, Ditjen Perhubungan Darat telah mengidentifikasi beberapa lokasi rawan macet terutama di jalan-jalan nasional yang berpotongan dengan jalan tol, yakni sebelum masuk tol dan pada jalan nasional setelah keluar tol.

"Khusus di Jawa Tengah yang rawan terjadi kemacetan, terutama setelah mulai beroperasinya jalur pintu tol Pejagan dan Brebes Timur, kami telah siapkan antisipasi pengaturan jalan serta penyiapan jalur-jalur alternatif berkoordinasi dengan Pemda dan Kepolisian," ungkapnya.

Selain itu, Kemenhub telah berkoordinasi dengan Pemda dan Kepolisian untuk melakukan pengaturan contra flow pada jalan keluar pintu tol Pejagan yang menuju ke arah Tegal. Jadi satu ruas jalan dari arah Tegal menuju Jakarta yang akan digunakan untuk pemudik dari arah sebaliknya.

“Dengan contra flow tersebut, diharapkan rasio kemacetan akan berkurang,” ujarnya.

Kemen PU PERA Integrasikan Sistem Pembayaran Tol

Sebelumnya, dalam pantauan yang dilakukan ke beberapa ruas jalan tol dalam rangka antisipasi antrian kendaraan di area pintu tol pada saat mudik berlangsung, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menginstruksikan kepada PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dan PT Jasa Marga selaku pengelola jalan tol untuk mengintegrasikan sistem pembayaran tol pada Jalan Tol Cipali, Jalan Tol Jakarta-Cikampek serta Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi (Purbaleunyi).

Proses integrasi direncanakan selesai pada minggu kedua Juni 2016 dan diharapkan mampu mengurai antrian kendaraan secara optimal. Dengan integrasi tersebut, para pengendara yang asal dan tujuan perjalanannya meneruskan, hanya perlu melakukan transaksi pembayaran di gerbang tol tujuan sehingga tidak perlu lagi bertransaksi di Gerbang Tol (GT) Cikopo.

Antrian kendaraan pemudik diprediksi akan bergeser ke GT Palimanan. Untuk mengantisipasi hal itu, PT. LMS sedang membangun perluasan GT Palimanan dari semula 11 gardu pembayaran menjadi 23 gardu yang terdiri atas gardu-gardu permanen dan gardu satelit.

Beberapa tol lainnya yang dipantau dalam kegiatan tersebut yaitu: jalan tol ruas Pejagan-Pemalang Seksi I dan II (Pejagan-Brebes Timur) yang sudah selesai pengerjaannya, dan pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo tahap II Bawen-Solo sepanjang 49,54 kilometer yang masih dalam proses pengerjaan.

Beberapa instansi turut hadir dalam pantauan tersebut, yakni dari Kemen PU PERA, BPJT, Jasa Marga, Kemenhub, dan juga para awak media. (RDH)