Jakarta – Kemacetan di beberapa kota besar saat ini telah menjadi keseharian yang menjemukan. Di beberapa negara, khususnya di negara maju upaya mengurai kemacetan dilakukan dengan menerapkan manajemen sistem transportasi cerdas.
Kementerian Perhubungan memiliki peran penting dalam penerapan konsep kota pintar/smart city yang dipadukan dengan Sistem Transportasi Cerdas atau Intelligent Transportation System (ITS), yaitu sistem transportasi yang terintegrasi antar sistem informasi dan teknologi komunikasi dengan infrastruktur transportasi, kendaraan dan pengguna jalan. Melalui sistem ini, pemerintah memberikan solusi dengan mengintegrasikan pengguna jalan, sistem transportasi, dan kendaraan melalui sistem informasi dan teknologi komunikasi.
Langkah untuk mempercepat implementasi sistem transportasi cerdas dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dengan menjalin kerjasama dengan Kementerian Agraria, Infrastruktur, dan Transportasi Republik Korea (Ministry of Land, Infrastructure, and Transport) dalam sejumlah sektor.
Proses penandatangan Memorandum of Agreement (MOU) untuk sektor transportasi darat dilakukan antara Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi dengan Wakil Menteri Agraria dan Infrastruktur Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Republik Korea, Yun Seong-won, disaksikan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi.
Kolaborasi dengan Negara Maju Lainnya
Menhub Budi Karya Sumadi memastikan pihaknya akan terus bekerjasama dan berkolaborasi dengan negara maju lainnya dalam memajukan transportasi nasional. Dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dan Korea selatan ini, Menhub menyebutkan dalam bidang transportasi antara Indonesia dan Korea Selatan telah terjalin hubungan bilateral yang intensif dan saling menguntungkan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengungkapkan kerjasama implementasi ITS dengan negara maju lainnya memang sangat penting untuk solusi mengatasi berbagai kendala dan kemacetan di mana beberapa kota di Indonesia mengalami kemacetan,” jelasnya.
Kerjasama kedua negara tersebut meliputi implementasi hibah dari Republik Korea pada proyek percontohan pembangunan ITS dan pengembangan terminal bus, serta Sistem Manajemen Informasi Bus (Bus Information Management System/ BIMS) di wilayah Jabodetabek.
Implementasi ITS di Indonesia, lanjut Dirjen Budi, akan sangat membantu memecahkan persoalan transportasi dan lalu lintas di Indonesia. “Kita segera menerapkan manajemen lalu lintas dengan menerapkan ITS dan diharapkan tahun 2022 ini sudah mulai diterapkan di beberapa koridor di kota-kota besar di Indonesia. Skema ITS juga sudah kita integrasikan dengan bagaimana Indonesia berkomitmen membangun BTS untuk angkutan massal perkotaan,” ujarnya. (IS/AS/RY/HG)