(Jakarta, 27/9/2012) Untuk program Intelligent Transpory System (ITS), Kementerian Perhubungan telah mangalokasikan anggaran sekitar Rp 110 miliar. Dana tersebut untuk mengembangkan pilot project (proyek percontohan) ITS di 22 kota di Indonesia.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, dana yang dialokasikan untuk pengembangan proyek percontohan ITS ini masing-masing pemerintah daerah mendapat alokasi sekitar Rp 5 miliar. ‘’Program ITS ini sudah dilakukan di 22 kota di Indonesia secara bertahap sejak empat tahun yang lalu. Total dananya sekitar Rp 110 miliar,’’ jelas Bambang saat menyaksikan booth ITS di Jakarta International Expo (JIE), Kemayoran, Kamis (27/9).
Sekretaris Badan Litbang Kemenhub Elly Sinaga yang mendampingi Wamenhub menambahkan, untuk masing-masing pilot project di satu kota, pemerintah pusat memberikan bantuan dana sekitar Rp 5 miliar. Selebihnya, investasi berasal dari Pemerintah Daerah atau bekerjasama dengan pihak swasta," kata Elly.
ITS merupakan penerapan teknologi maju di bidang elektronika, komputer, dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, efisien lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan.
Menurut Bambang, berdasarkan penelitian yang dilakukan, dengan adanya ITS tersebut para penggunaan jalan bisa menghemat biaya perjalanan sebesar 33 persen. Penghematan tersebut seperti efisiensi waktu, perjalanan, dan Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Adanya ITS tersebut, pengguna jalan bisa mengetahui kondisi traffic yang ingin dilewati, sehingga mereka bisa memilih jalan alternatif agar perjalanannya lebih efisien. ITS diharapkan ke depan dapat diakses secara terbuka," tuturnya.
Bambang menambahkan teknologi informasi dan komunikasi memberikan pelayanan informatif dan komunikatif antara orang, kendaraan dan jalan raya. Secara umum, ITS terdiri atas Advanced Navigation System, Advanced Traffic Management System, Incident Management System, Electronic Toll Collection, dan Advanced for Safe Driving.
‘’Ditengah kondisi lalu lintas yang kian macet dan crowded, perlu dicarikan cara-cara yang cerdas dan lebih efisien,’’ tegas Bambang.
Dengan adanya ITS masyarakat yang akan melakukan penjalanan dari satu daerah ke daerah lain sudah bisa memanage atau memutuskan lewat mana, menggunakan apa, sehingga dapat dihemat bahan bakar yang digunakan dan waktu tempuhnya. (JO)