JAKARTA - Indonesia masa depan adalah Indonesia yang sangat diperhitungkan dan diperkirakan menjadi kekuatan raksasa ekonomi ke 4 terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar mencapai lebih dari 270 juta jiwa dan potensi sumber daya alam yang juga besar, peluang itu kian mendekati kenyataan dengan catatan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia juga selaras dan massif dilakukan.
Di bidang ekonomi, saat ini Indonesia tercatat sebagai kekuatan 15 besar dunia. Data perekonomian yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tahun 2021 Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp16.970,8 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp62,2 juta atau US$4.349,5. Perekonomian Indonesia juga tetap tumbuh di tengah pandemi yang menghantui dan mendera hampir semua negara di dunia.
Pemerintah menyadari kemajuan perekonomian Indonesia dapat dikebut, salah satunya dengan meningkatkan pembangunan di bidang transportasi dan logistik di tanah air. Dalam sebuah laporan yang dikutip media nasional menyebutkan, Presiden Jokowi sangat concern dengan efisiensi biaya logistik di tanah air yang terbilang masih sangat besar. Inefisensiini menyebabkan produk-produk Indonesia kurang bersaing dan mahal.
Presiden juga mengintruksikan agar biaya logistik ini dapat dipangkas dan langkah pembangunan infrastruktur konektivitas untuk menurunkan biaya logistik dan memberikan kemudahan akses bagi rakyat menuju fasilitas sosial dasar dilakukan besar-besaran di sektor perhubungan darat, laut, dan udara.
Kemenhub Menyongsong Kemajuan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, pembangunan infrastruktur transportasi yang berkualitas harus didukung oleh SDM yang memiliki kompetensi yang baik dalam bidang transportasi.
Di bidang transportasi laut yang saat ini terus tumbuh dan berkembang misalnya, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Dr. Ir. Djoko Sasono, M.Sc (ENG) mengungkapkan, Indonesia seiring dengan kemajuan di bidang kemaritiman dan sumber daya maritim yang sangat besar serta itikad kuat Indonesia menjadi poros maritim terbesar di dunia perlu segera menyiapkan SDM bidang maritim yang unggul dan kompeten.
"Perlu SDM maritim yang besar, yang unggul, adaptif dan berdaya saing global, karenanya diperlukan lembaga pendidikan vokasi bidang maritim dengan strategi kolaborasi klaster pendidikan maritim indonesia," ujar Djoko Sasono saat memimpin Upacara Pelantikan dan Pelepasan Perwira Pelayaran Niaga Politeknik Pelayaran Barombong di Hotel Gammara beberapa waktu lalu.
Djoko Sasono menambahkan, untuk mewujudkan Indonesia 4 raksasa dunia tidaklah mudah, salah faktor satu penentunya adalah terkait dengan pengembangan kemaritiman Indonesia, dimana pelaut menjadi inti dari semua itu. SDM maritim berperan penting dan menjadi penentu Indonesia akan menjadi besar atau tidak di masa yang akan datang.
Tingkatkan Kolaborasi
Terkait dengan pengembangan SDM ini, Menhub Budi Karya Sumadi meminta jajarannya untuk melakukan kolaborasi yakni kolaborasi antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Industri dalam upaya mencetak banyak SDM unggul di Indonesia.
“Kita harus menyiapkan SDM yang berkualitas, sehingga Indonesia bisa melakukan lompatan kemajuan dan mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi saat memberikan kuliah umum di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan, Tangerang, Banten, Minggu (9/10/2022) lalu.
Menhub, dalam kesempatan tersebut mengingatkan keterampilan saja tidak cukup, harus diikuti link and match atau kesesuaian dengan kebutuhan industri, sehingga serapan SDM menjadi optimal. Selain itu, Menhub juga menekankan pentingnya mengasah soft skill, seperti berpikir kritis, kreativitas, kemampuan koordinasi, kontrol emosi, negosiasi, dan sebagainya.
Kemenhub melalui BPSDM Perhubungan telah melakukan sejumlah kolaborasi dengan perguruan tinggi dan industri untuk mencetak SDM unggul di bidang transportasi. Salah satunya kerja sama dengan perguruan tinggi negeri dalam negeri dan internasional untuk menyediakan program double degree, di antaranya dengan Universitas lndonesia (Ul) dan University of Leeds Inggris untuk program Moda Transportasi Jalan. Selain itu, kerja sama dengan Universitas Gajah Mada dan University of Leeds Inggris untuk program Moda Perkeretaapian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Rotterdam University of Applied Sciences (RUAS) Belanda untuk Program Moda Transportasi Laut, serta Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Ecole Nationale de L’aviation Civile (ENAC) Prancis untuk program Moda Transportasi Udara.
Sejumlah kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri juga dilakukan, di antaranya dengan University of Tasmania Australia dan Monash University, dengan program menyelenggarakan diklat Training of Trainer (ToT) untuk meningkatkan kualitas pengajar yang berstandar International Maritime Organization (IMO), beasiswa, serta pengembangan konsep dan realisasi Transit Oriented Development (TOD) di Indonesia.
Kemudian, kerja sama juga dilakukan langsung dengan industri yakni antara Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) dengan International Air Transport Association (IATA) melalui program pendidikan dan pelatihan di sektor transportasi udara. Ada pula kerja sama dengan sejumlah operator transportasi nasional, seperti PT MRT Jakarta, PT LRT Jakarta, PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero), Perum Damri, PT Railink Jakarta, dan lainnya untuk pelaksanaan program diklat, pertukaran tenaga ahli, serta pemanfaatan lulusan sekolah di bawah lingkungan BPSDM Perhubungan.
BPSDM Perhubungan belum lama ini juga mengadakan seminar yang melibatkan stakeholder, Pemerintah Daerah, Pergutuan Tinggi dan industri dengan harapan ada koneksi antara pendidikan tinggi vokasi, melalui sharing dan kolaborasi yang dapat meningkatkan mutu SDM maupun mutu dari sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Dalam sambutannya tersebut, Djoko mengungkapkan, sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau maka Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan (TSDP) merupakan salah satu andalan dalam menghubungkan pulau-pulau di seluruh Indonesia. “Transportasi sungai, danau dan penyeberangan ini menjadi salah satu alat keberhasilan kita membangun Indonesia”, imbuhnya.
Untuk bisa mengoptimalkan perannya, Kepala BPSDMP mengingatkan pentingnya Prinsip 4T yaitu Transportation and Telecommunication for Trade and Tourism. Untuk dapat meningkatkan perdagangan dan pariwisata suatu wilayah, transportasinya harus dapat diandalkan.
“Transportasi prinsipnya sangat sederhana yaitu menghubungkan surplus ke defisit, menghubungkan tempat yang terdapat surplus komoditi ke daerah yang defisit. Masa pandemi telah membuktikan bahwa dengan transportasi yang andal dapat mendukung kelancaran logistik dan arus perdagangan di seluruh Indonesia”, ujar Djoko.
Ia menambahkan, negara kita kaya akan natural beauty, jika kita bicara tentang tourism maka kita bicara tentang membangun feeling yang sulit digantikan dengan media informasi, perlu ada transportasi yang andal dan SDM yang kompeten.
Mengenai SDM yang kompeten dan berkualitas, Kepala BPSDMP mengatakan bahwa institusinya kini tidak hanya membekali lulusannya dengan kompetensi teknis tetapi juga soft skill sehingga dapat menjadi SDM yang berPRESTASI (Profesional, Beretika, Standar Global dan Integritas) dan siap bersaing. (IS/AS/RY/HG)