(Jakarta, 02/04/10) Kementerian Perhubungan mendukung pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain di sektor transportasi. Hal tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden RI No. 10 Tahun 2005 tentang Penghematan Energi, Peraturan Presiden RI No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional mengenai Sumber Energi Alternatif Tertentu. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Freddy Numberi pada acara diskusi Pemanfaatan Biofuel/Green Energy di Sektor Transportasi di Ruang Mataram Kementerian Perhubungan Jakarta, Kamis (01/04).

Kebijakan-kebijakan yang diambil adalah mengembangkan dan memanfaatkan bentuk energi baru sebagai jenis sumber energi untuk pengganti bahan bakar minyak, melakukan diversifikasi energi, dan penganekaragaman penyediaan dan pemanfaatan berbagai sumber energi, dan kebijakan energi nasional ini bertujuan mengarahkan upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri.

Menhub menjelaskan pada tahun 2007 konsumsi energi yaitu penggunaan BBM di sektor transportasi adalah 30,6%, lebih besar dibandingkan sektor industri dan rumah tangga. “Apabila dalam jangka ke depan tidak ada kebijakan yang tepat maka transportasi akan terus memberikan kontribusi terbesar dalam konsumsi energi ini,” jelas Menhub. Menhub juga mengingatkan bahwa harus dilakukannya pemantapan dalam memasyarakatkan upaya-upaya penerapan kebijakan-kebijakan khusus yang meliputi efisiensi penggunaan BBM dan diversifikasi bahan bakar karena transportasi disamping mengkonsumsi bahan bakar yang paling besar juga sebagai sumber pencemaran udara di kota-kota besar.

Menhub berterima kasih kepada Dr. Christoph Weber, Chief Executive Office of JATRO Waterland, Germany yang bertindak sebagai pembicara dalam diskusi ini. “It is a good moment that you could give us the views because Indonesia already has the road map related to this used and renewable energy,” jelas Menhub. Dalam pembahasannya, Weber menjelaskan tentang bagaimana sektor transportasi menghabiskan energi minyak terbesar dibandingkan sektor lainnya sehingga menimbulkan ketergantungan kepada minyak. Weber juga menerangkan pentingnya biofuel dalam memenuhi permintaan minyak dunia dan lewat perusahaannya, JATRO, Weber mengembangkan pengolahan biji pohon jarak untuk dijadikan sumber energi baru dan menurut penelitiannya, penggunaan biofuel dapat mengurangi emisi CO2 sebanyak 80% serta dalam penggunaannya, biji pohon jarak tersebut tidak memberikan perubahan terhadap mesin.

JATRO adalah perusahaan yang berbasis di Eropa dan berdedikasi menghasilkan premium biofuel dari pohon jarak dan produk turunannya di seluruh Asia Tenggara serta menawarkan solusi energi yang berkelanjutan di seluruh dunia.

Diskusi ini dihadiri oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Sekretaris Jenderal, M. Ikhsan Tatang yang juga bertindak sebagai moderator, Dirjen Hubdat Suroyo Alimoeso, Dirjen Hubla Sunaryo, serta jajaran Kementerian Perhubungan lainnya. (YFA)