(Jakarta, 19/2/2014) Tahun ini pemerintah meningkatkan anggaran subsidi keperintisan untuk angkutan penyeberangan menjadi 300 Milyar rupiah. “Ada peningkatan anggaran subsidi angkutan penyeberangan perintis kurang lebih 10% dibanding tahun sebelumnya,” demikian disampaikan Dirjen Perhubungan Darat, Suroyo Alimoeso  saat membuka Rapat Kerja Perusahaan Tahun 2014 PT ASDP Indonesia Ferry di Jakarta (18/2/2014).


Pada tahun 2013 lalu pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi keperintisan untuk angkutan penyeberangan sebesar 270 milyar.

Suroyo mengatakan, angkutan perintis sangat penting untuk menyatukan seluruh wilayah Indonesia yang merupakan Negara Kepulauan. “Perintis ini (angkutan penyeberangan perintis-RED) sangat penting bagi pemerintah dalam rangka menyatukan 17 ribu pulau-pulau besar dan kecil diseluruh nusantara,” kata Suroyo.
Ia berharap, melalui angkutan penyeberangan ini dapat membuka dan atau menghubungkan wilayah atau pulau – pulau terpencil untuk pemerataan pembangunan di segala bidang.

Menurutnya dengan terhubungnya seluruh wilayah nusantara maka disparitas harga barang di daerah yang satu dengan yang lain diharapkan bisa diminimalisir. Suroyo juga meminta agar angkutan penyeberangan perintis benar-benar ditangani dengan baik. “Perintis ini saya minta dikawal dengan baik,“ katanya.
Pada tahun 2014 ini direncanakan akan selesai pembangunan 10 unit kapal untuk angkutan penyeberangan perintis.

PT. ASDP Harus Tingkatkan Daya Saing

Lebih lanjut dihadapan jajaran PT. ASDP ,  Suroyo menjelaskan, bahwa PT. ASDP harus meningkatkan daya saing perusahaan. Hal tersebut seiring dengan bertambahnya lintas perintis dan nilai subsidi maka kedepan perlu dilakukan kajian terhadap pola pengadaan jasa angkutan penyeberangan perintis apakah dengan tender angkutan perintis, penugasan ke PT. ASDP dan kepada BUMD dan atau tender operasional kapal perintis. Terkait penugasan ke PT. ASDP dan BUMD dikaji dan diusulkan untuk dinaikkan SBU Kemenkeu atau dilakukan tender.
Dengan semakin berkembangnya Angkutan Penyeberangan di Indonesia, dengan total perusahaan Angkutan Penyeberangan selain PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebanyak 51 Perusahaan (Swasta 43, BUMD 8), maka mau tidak mau untuk dapat bersaing dan survive,  PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) harus terus memperbaiki manajemen pengelolaan karena pada dasarnya sebagian besar asset yang dimiliki merupakan hasil pembangunan Pemerintah.

Sejak dimulai pada 1973, angkutan penyeberangan terus berkembang dan menjadi salah satu pilihan moda transportasi yang digemari masyarakat terutama daerah – daerah yang terpencil dan belum berkembang.

Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat terus melakukan pengembangan pelayanan dan sekitar tahun 1993 dicetuskan jaringan angkutan penyeberangan dilayani dengan konsep SABUK, yang kita kenal saat ini sebagai SABUK UTARA, SABUK TENGAH dan SABUK SELATAN dengan pemikiran pada waktu itu adalah memudahkan konsep perencanaan dan aksesbilitas.

Hingga saat ini, jumlah lintas yang telah beroperasi sebanyak 225 lintas (Komersil 44, Perintis 181), yang dilayani oleh 306 kapal (PT. ASDP 118 UNIT, SWASTA 170 UNIT, BUMD 18 UNIT). Dari 118 unit kapal yang dioperasikan oleh PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) 90% nya dibangun oleh Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan. Sedangkan jumlah pelabuhan penyeberangan yang beroperasi sampai dengan saat ini sebanyak 156 unit, 117 unit dikelola Pemda, 35 unit dikelola PT. ASDP dan 4 unit dikelola UPT). Sesuai data Tahun 1993 s/d 2013 Nilai keseluruhan asset (Kapal & Pelabuhan) yang yelah diserahkan dari Pemerintah kepada PT. ASDP sebesar lebih dari 1,3 Trilyun. (CAS)