(Jakarta, 26/9/2012) Korban kecelakaan KMP Bahuga Jaya yang melayani lintas Merak-bakauheni dengan kapal tanker Norgas Chantika yang dilaporkan terjadi pada pukul 04.48 WIB di koordinat LS 05.52.07, BT 015.50.07, empat mil dari Bakauheni, berdasarkan informasi terkini sebanyak tujuh orang meninggal dunia dan 206 lainnya selamat dan saat ini berada di rumah sakit di Bakauheni dan sebagian lainnya di Merak.
Menurut Menteri Perhubungan E. E. Mangindaan, seluruh korban baik yang meninggal dunia maupun menjalani perawatan di rumah sakit akan menerima santunan asuransi dari PT Jasa Raharja dan kendaraan mendapatkan santunan dari PT Jasa Raharja Putra.
Seperti diketahui jumlah kendaraan yang diangkut kapal ro-ro berkapasitas 351 penumpang dan 120 kendaraan itu, membawa 78 unit kendaraan yakni 10 sepeda motor, 22 kendaraan pribadi, 11 angkutan barang (mobil box), 17 unit truk sedang, dan 18 unit truk besar.
“Saat ini masih dalam proses evakuasi dan tiga kapal sudah merapat di sana diantaranya KMP Mitra, KMP Nanggala, dan KMP Geulis Rauh selain itu juga ada tim KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang sedang meneliti,” ujar Menhub di Jakarta, Rabu sore (26/9).
Di sekitar lokasi kejadian juga sudah siap dari ASDP, Dirjen Laut, KPLP, Air Road untuk menjaga di samping kapal Norgas Chantika yang sementara ini masih ditahan untuk proses penelitian dan investigasi.
Kapal KMP Bahuga Jaya menurut Menhub baru saja melewati masa docking yakni pada 20-28 Juli 2012 lalu dan setiap harinya melakukan delapan kali trip Merak-Bakauheni dan sebaliknya sehingga dianggap layak layar.
Sementara itu, Ketua KNKT Tatang Kurniadi mengemukakan, pihaknya sudah mengirimkan tim investigasi ke lokasi kejadian dan sedang melaksanakan investigasi keselamatan. Namun begitu, pihaknya tidak bisa terburu-buru memberikan informasi kepada masyarakat hingga 12 bulan ke depan.
“Satu-dua minggu ke depan, kami akan mengeluarkan rekomendasi safety namun tidak bisa langsung memberikan kesimpulan, agar tidak tergesah-gesah dalam mengambil kesimpulan maka akan diumumkan 12 bulan kemudian,” imbuh Tatang.
KNKT ditambahkan Tatang juga akan merapat dan bertemu nahkoda serta mendengarkan rekaman percakapan nahkoda. Namun Nahkoda tidak perlu takut untuk diinvestigasi karena untuk kepentingan investigasi keselamatan bukan untuk penyelidikan kriminal. (CHAN)