(Jakarta, 1/10/2012) Memasuki hari ke 6 pasca  tumbrukan kapal Norgas dengan Bahuga Jaya, kegiatan penyelaman untuk pencarian korban di  KMP Bahuga Jaya  oleh  TNI AL masih berlangsung. Sampai Senin (1/10) KN Trisula dan KN Belati P 205 ikut serta dalam proses kegiatan penanganan pasca kecelakaan tubrukan kapal tersebut, dengan kegiatan  melakukan pengamanan penyelaman di lokasi kecelakaan.

Menurut PLH Kepala Pangkalan Penjaga Laut dan Pantai (PLP) Kelas 1 Tanjung Priok, Wismantono, KN Trisula berangkat dari pelabuhan Merak ke lokasi kecelakaan pukul 10.00 WIB, dengan membawa tim  Tim SAR dan Marpol,  dengan peralatannya. Tim SAR dan Marpol bertugas untuk melakukan pengamananan penyelaman.
Penyelaman di lokasi ditemukannya kapal yang tenggelam dilakukan tim dari TNI AL.

“Kegiatan  penyelaman pada kedalaman 70 meter di  bawah laut dilakukan para ahli penyelam, karena lokasi penyelaman sangat dalam dan putaran air dibawah sangat kencang. Tugas pengamanan penyelaman dilakukan agar para penyelam menjalankan tugas berjalan lancar. Selain itu juga tim Marpol melakukan antisipasi jika terjadi pencemaan dari kapal yang tenggelam,” ungkap Wismantono didampingi PLH Kasi Operasi Pangkalan PLP Tanjung Priok, Nopana Priyatna.

Sampai saat ini, tambah Wismantono, pencemaran  karena tumpahan minyak dari kapal tenggelam tidak ada di lokasi kecelakaan. Namun untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya pencemaran,  tim Marpol yang mempunyai tugas menanggulangi pencemaran di laut, tetap berjaga-jaga dengan peralatannya.

Lebih jauh Wismantono mengungkapkan sejak terjadinya kecelakaan pada tanggal 26 September lalu pada pukul 05.40 WIB,  kapal-kapal patroli dari Pangkalan PLP Tanjung Priok langsung  ke lokasi, sesaat setelah mendapatkan informsi terjadinya kecelakaan. Tugas penanganan kecelakaan juga didasari telegram dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut No 157/PHBK-12 tanggal 26 September 2012 perihal penanganan Kecelakaan Kapal KMP Bahuga Jaya.

“Kapal KN Belati P 205 yang pertama diberangkatkan karena sedang berada di pelabuhan Bojonegara, lebih dekat ke lokasi kecelakaan. Kemudian diberangkatkan KN Trisula yang berada di Pangkalan PLP Tanjung Priok, setelah selesai menjalani perbaikan kapal,” ungkap Wismantono.

KN Belati P 205 setibanya dilokasi tidak menemukan korban, karena sejumlah penumpang KN Bahuga Jaya yang mengalami kecelakaan langsung ditolong oleh kapal-kapal yang melintasi daerah lokasi.  Karena tidak ada korban ditemukan, maka kapal patroli itu  merapat  dan sandar di lambung kanan kapal tanker Nogras Cathinka yang berlabuh jangkar pada posisi tidak jauh dari lokasi tubrukan. Pada saat itu juga sudah di atas kapal sudah ada Polisi Perairan Polda Lampung.
Port State Control (PSC) dari Kantor Adpel Banten, Komandan KN Belati P 205, Capt. Mukmin di atas kapal Norgas melakukan pemeriksaan kepada Nakhoda KN Norgas Cathinka, Capt. Ernesto Lat.

“Jadi untuk tahap awal kejadian kecelakaan, pihak PSC sudah mendapatkan keterangan  mengenai peristiwa kecelakaan itu dari nakhoda” ungkap Wismantono menjawab pertanyaan www.dephub.go.id.

Setelah dilakukan pemeriksaan di atas kapal Norgas Cathinka, maka pada tangal 27 September jam 03.15 kapal Norgas menuju pelabuhan Merak dikawal KN Belati- P 205.

Pemeriksaan pada kapal Norgas kembali dilakukan pada tangal 29 September oleh pihak KNKT dan  Adpel Banten, kepada awak kapal Norgas.

Data dari petugas PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Bakauheni, Lampung, menyebutkan  korban yang selamat kejadian tenggelamnya kapal Bahuga Jaya akibat tabrakan tersebut masih berjumlah 206 orang penumpang, 128 di antaranya dievakuasi ke Pelabuhan Bakauheni, dan 79 orang dilarikan ke Pelabuhan Merak, Provinsi Banten. Korban hilang  6 orang. Korban selamat dan tidak mengalami luka-luka sudah berangsur-angsur pulang ke tempat masing-masing.

Ditemukannya kapal yang tengelam di kedalaman lebih dari 70 meter itu berlangsung ketika  SAR gabungan Basarnas dan Marinir   medeteksi keberadaan posisinya sekitar empat mil dari Pelabuhan Bakauheni, pada Ahad (30/9) pukul 23.40 WIB.  Kapal ini berada di posisi 50.52 derajat - 44.00 derajat lintang selatan dan 10.50 derajat - 51.09 derajat bujur timur. Kedalamannya mencapai 76 meter. Kapal terdeteksi peralatan  multi beam echo sounder dan side scene sonar milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). (AB)