(Merak, 24/7/2013) Menteri Perhubungan, E. E. Mangindaan resmi meluncurkan pengoperasian 1 (satu) rangkaian Kereta Api Ekonomi AC “KA Krakatau” melayani lintas Merak – Madiun di stasiun Merak Banten (24/7). Pada saat bersamaan, Dirjen Perkeretaapian, Tundjung Inderawan bertempat di Stasiun Madiun juga meresmikan pengoperasian 1 (satu) rangkaian Kereta Api Ekonomi AC “KA Krakatau” melayani lintas Madiun – Merak.
Pengoperasian Kereta Kelas ekonomi AC “KA Krakatau”tersebut merupakan merupakan wujud nyata dan komitmen Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa transportasi kereta api jarak jauh (antarkota). Dua rangkaian kereta api ekonomi (20 K3) “KA Krakatau” merupakan hasil pengadaan oleh Ditjen Perkeretaapian Kemenhub untuk diserahkan pengoperasiannya kepada PT.KAI. Dari keseluruhan pengadaan 50 kereta ekonomi AC (50 K3 AC), dimana 3 ( tiga) rangkai (30 K3 AC) sebelumnya telah diserahkan pengoperasiannya kepada PT.KAI pada masa angkutan lebaran tahun 2012 lalu yaitu KA Menoreh melayani lintas Stasiun Pasar Senen – Semarang Poncol dan 2 (dua) rangkaian KA Majapahit I dan Majapahit II melayani lintas Pasar Senen – Malang dan Malang – Pasar Senen. Pembiayaannya bersumber dari dana APBN Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sebesar 174.milyar rupiah dan merupakan kereta produksi dalam negeri yaitu PT.INKA Madiun.
Masing-masing rangkaian kereta api ekonomi AC “KA Krakatau” tersebut, terdiri dari 10 unit kereta ekonomi AC (10 K3 AC) dan 1 (satu) kereta makan pembangkit ( 1 MP3 AC). Dalam 1 (satu) rangkaian kereta api ekonomi AC berkapasitas 768 tempat duduk dengan stamformasi8 (delapan K3 AC dan 1 (satu) MP3 AC, sedangkan 2 merupakan kereta K# AC cadangan. Dari 10 (sepuluh) kereta tersebut, 8 (delapan) kereta untuk penumpang biasa berkapasitas 80 tempat duduk/kereta dan 2 (dua) kereta dilengkapi fasilitas untuk penyandang ketunaan dan lansia kapaasitas 64 tempat duduk/kereta karena di desain untuk memudahkan akses bagi penyandang ketunaan dan lansia baik untuk akses ke dalam kereta maupun fasilitas toilet.
Dalam sambutannya Menteri Perhubungan E. E. Mangindaan mengatakan pengoperasian Kereta Api Ekonomi AC “KA Krakatau” lintas pelayanan Merak-Pasarsenen-Purwokerto-Madiun ini setidaknya akan memberikan kemudahan bagi masyarakat. “Dengan dioperasikannya KA Krakatau ini masyarakat akan banyak mendapat kemudahan antara lain intermoda antara kapal penyeberangan dengan kereta api, mengurangi beban jalan raya, mengurangi beban Kota Jakarta dan sekitarnya, memberikan keamanan/keselamatan dan kenyamanan, serta KA Krakatau direncanakan untuk lintas Merak-Pasarsenen-Madiun pulang-pergi,” ujar Menhub.
Selanjutnya Menhub mengatakan Kementerian Perhubungan sedang dan akan terus melakukan pengembangan dan pembangunan perkeretaapian di Indonesia, mengingat kereta api merupakan moda transportasi yang memiliki karakteristik dan keunggulan khusus terutama dalam kemampuan untuk mengangkut baik penumpang maupun barang secara massal, hemat energi, hemat dalam penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan dan keselamatan yang tinggi, tingkat pencemaran rendah serta lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi jalan. “Kereta api juga dapat menjadi solusi masalah transportasi jalan yang sekarang sudah menjadi semakin parah macetnya dari dan ke pusat-pusat produksi menuju simpul-simpul strategis pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan maupun bandar udara,” katanya.
Pengoperasian kereta api ekonomi AC “KA Krakatau” ini juga dalam rangka mewujudkan keterpaduan moda /integrasi antar moda transportasi, khususnya moda transportasi kereta api dengan moda transportasi kapal penyeberangan/feri. Nantinya pengguna jasa transportasi dari Palembang dan Lampung di Pulau Sumatera dari Pelabuhan Bakaheuni dapat naik kapal penyeberangan/feri menuju pelabuhan Merak, kemudian di Stasiun Merak (yang terletak di kawasan Pelabuhan Merak) dapat melanjutkan perjalanan ke kota Jakarta, Purwokerto, Solo, Yogyakarta, dan Madiun di Pulau Jawa, dengan menggunakan moda transpostasi kereta api. Hal ini semakin mempermudah pengguna jasa transportasi untuk melakukan mobilitas dari dan ke ke kota-kota di Pulau Sumatera maupun dari ke kota-kota di Pulau Jawa, dengan menggunakan transportasi terintegrasi dengan kapal feri/penyeberangan.
Dengan pengembangan perkeretaapian tersebut diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan jalan raya dan guna meningkatkan mobilitas masyarakat dengan menggunakan transportasi kereta api, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat baik di Pulau Sumatera maupun di Pulau Jawa. (HH)