(Jakarta, 3/9/10) Menteri Perhubungan Freddy Numberi meresmikan pengoperasian Kereta Api (KA) kelas ekonomi berpendingin ruangan (AC) ”KA Bogowonto” di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (3/9) malam. Sedianya, keberadaan KA yang dioperasikan untuk lintas Pasar Senen – Kutoarjo, Jawa Tengah itu akan kian melengkapi ketersediaan sarana yang disiapkan Pemerintah dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan angkutan Lebaran 2010 (1431 H).
Menhub Freddy dalam pidato sambutannya menjelaskan, pengoperasian KA ekonomi AC tersebut merupakan salah satu program yang dijalankan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap angkutan penumpang KA kelas ekonomi. Di mana pengoperasiannya KA Bogowonto itu sendiri diserahkan sepenuhnya kepada PT Kereta Api Indonesia.
”Pengadaan KA ekonomi AC Bogowonto ini merupakan salah satu wujud komitmen Pemerintah untuk meningkatkan pelayanan jasa angkutan kereta api kepada masyarakat. Ke depan, diharapkan seluruh sarana KA ekonomi dapat dilengkapi dengan fasilitas pendingin ruangan,” tuturnya.
Dengan demikian, lanjut Menhub, para pengguna jasa angkutan kereta api ekonomi akan merasakan keamanan dan kenyamanan. Sehingga pada gilirannya, masyarakat akan terdorong untuk menggunakan kereta api sebagai alat transportasi utama dalam segala aktivitasnya.
Menhub menambahkan bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi sebagian besar sarana perkeretaapian yang ada saat ini, khususnya kelas ekonomi, telah berusia tua dan sudah selayaknya untuk dilakukan proses peremajaan. Peremajaan itu sendiri tidak hanya meliputi faktor keamanan dan keselamatan, tetapi juga mencakup faktor kenyamanan dalam rangkan meningkatkan mutu pelayanan bagi para pengguna jasa.
”Saya berharap, pengoperasian KA ekonomi AC Bogowonto ini dapat memberikan manfaat yang optimal terhadap kepentingan seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat ibu kota dan Jawa Tengah yang akan bepergian menggunakan KA ini,” sambung Menhub.
Kepada PT KAI selaku operator maupun Direktorat Jenderal Perkeretaapian selaku perwakilan regulator, Menhub mengingatkan agar sarana perkeretaapian yang dibangun dengan menggunakan uang rakyat tersebut dapat berperan optimal dalam melayani kepentingan masyarakat. Namun, Menhub menegaskan, harapan itu tidak hanya bergantung pada kerja PT KAI dan Ditjen Perkeretaapian semata, tetapi juga membutuhkan peran aktif masyarakat untuk menjamin keberlangsungannya. ”Sarana ini bukan milik Pemerintah, tetapi milik seluruh lapisan masyarakat yang harus dijaga dan dirawat agar tahan lama dan terhindar dari kerusakan dini akibat perlakuan yang tidak semestinya,” paparnya.
Kemudian terkait pelaksanaan angkutan Lebaran sendiri, Menhub meminta PT KAI untuk tidak menunda proses perawatan dan penggantian sarana baik kereta, gerbong, maupun lokomotif yang dinilai sudah tidak layak. Di sisi lain, BUMN yang masih mendominasi bisnis jasa angkutan nasional termassal itu juga diimbau untuk melaksanakan perawatan berkala terhadap prasarana semisal jembatan, rel, maupun stasiun dengan penuh tanggung jawab, cermat, dan berkesinambungan. ”Agar hal ini tercapai, tentunya harus diiringi pula dengan mekanisme pengawasan optimal oleh Ditjen Perkeretaapian selaku regulator dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada,” pungkasnya.
Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan yang turut mendampingi Menhub dalam peluncuran tersebut mengatakan, KA Bogowonto yang keseluruhan bagiannya merupakan hasil kerja PT INKA tersebut, dibangun dengan menggunakan anggaran APBN Ditjen Perkeretaapian tahun 2010 dengan nilai sebesar Rp 38,3 miliar. Rangkaian KA yang memiliki kecepatan tempuh operasional hingga 100 km/jam (kecepatan desain 110 km/jam) ini terdiri dari 10 unit kereta yang terdiri dari delapan unit kereta penumpang, satu kereta makan, serta satu kereta pembangkit listrik (MP3) berkekuatan 2x250 KVA untuk menyuplai kebutuhan listrik di seluruh rangkaian.
”Seluruh bahan dan komponen yang digunakan seluruhnya lokal, mengacu pada Standar Industri Indonesia (SII) dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kereta ini dirancang untuk pengoperasian hingga mencapai umur teknis tidak lebih dari 25 tahun,” jelas Dirjen Tundjung.
Pada pengoperasian perdana yang dilakukan pada pukul 19.30 WIB tersebut, KA Bogowonto mengangkut sekitar 85 persen penumpang dari total kapasitas yang tersedia, sebanyak 640 tempat duduk. Berbeda dengan kereta yang pernah ada, menurut Dirjen Tundjung, pola penyusunan tempat duduk pada kereta ini menggunakan formasi 2-2 dengan total kapasitas per kereta sebanyak 80 penumpang. ”Sementara kalau kereta yang lain menggunakan formasi 2-3, yaitu dua penumpang di kiri dan tiga di kanan, sehingga kapasitasnya bisa mencapai 160 penumpang per kereta. Formasi ini digunakan agar lebar gang way atau koridor tempat penumpang berlalu lalang lebih besar,” tandasnya. (DIP)