(Cengkareng, 16/9/2010) Jumlah penumpang angkutan udara selama masa libur Idul Fitri 2010 (1431 H) mengalami peningkatan sekitar 20 persen dibandingkan tahun lalu. Kendati demikian, proses pengangkutan penumpang baik dari bandara pemberangkatan menuju bandara tujuan dan sebaliknya tetap terkendali.

”Secara umum tidak ada hambatan signifikan yang dialami angkutan udara selama masa Lebaran ini. Tidak ada penumpukkan penumpang parah yang terjadi. Semua proses pemberangkatan penumpang terdistribusi secara merata dengan adanya masa libur yang panjang, tidak terfokus pada satu hari saja,” jelas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti S Gumay saat melakukan inspeksi di Terminal 1 B Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (16/9) petang.

Sebagaimana terpantau, kondisi terminal kedatangan itu cukup lengang. Tidak tampak penumpang yang berjejalan, meski hari itu pergerakan arus balik terus mengalami peningkatan. Dirjen Herry memperkirakan, puncak arus balik di Bandara Soetta yang merangkum lebih dari 50 persen pergerakan arus mudik dan balik nasional itu akan terjadi pada hari Jumat (17/9) dan Sabtu (18/9).

Dari sisi keselamatan maupun keamanan (safety & security), dia menambahkan, seluruh operator penerbangan dinilai cukup patuh untuk melaksanakan seluruh rekomendasi yang dimandatkan Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Udara.

”Secara umum, dari sisi safety, semua kondisi pesawat-pesawat yang dioperasikan maskapai dalam kondisi cukup baik dan laik terbang. Tidak ada temuan signifikan dari sejumlah ramp check (pengecekan acak) yang kita lakukan. Hari ini kita sudah periksa 12 pesawat, semuanya bagus,” kata Herry, usai memeriksa pesawat Boeing 737-400 beregistrasi PK-YVS milik Batavia Air rute Jakarta-Pontianak.

Menurutnya, temuan yang menonjol selama masa angkutan Lebaran ini mungkin hanya delay. Namun, itu pun dapat ditangani oleh masing-masing operator yang mengalami, sehingga tidak terjadi penumpukkan penumpang dan berimbas lebih jauh terhadap penerbangan berikutnya.

Di Soekarno-Hatta sendiri, total jumlah delay yang yang terjadi sepanjang hari itu sejak pagi hingga petang pukul 17.30, tercatat sebanyak 192 kejadian meliputi pemberangkatan dan kedatangan dari 952 penerbangan yang dijadwalkan. Waktu terlama delay yang terjadi saat itu tak lebih dari 30 menit.

”Jika terjadi delay, selain mengatasi penyebab dengan cepat agar tidak terjadi akumulasi, operator sudah kita minta agar memberikan informasi yang cepat dan sejelas-jelasnya kepada calon penumpang. Apakah itu terkait penundaan atau pembatalan sekalipun yang dikarenakan kendala operasi, cuaca maupun hal lain. Pemberian informasi yang cepat dan jelas ini menjadi yang terpenting dalam bisnis angkutan udara,” ungkapnya.

Kemudian terkait tarif, Herry menambahkan, pihaknya juga tidak menemukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh maskapai. ”Sampai saat ini, kita belum temukan pelanggaran tarif. Dari yang kita pantau, semua masih dalam koridor batasan yang diatur dalam KM 26/2010,” pungkasnya. (DIP)