(Jakarta, 30/03/2010) Jasa keselamatan penerbangan berpotensi meningkatkan nilai pendapatan ekonomi jika pelayanan berjalan baik dan adanya jaminan keselamatan penerbangan di wilayah udara Indonesia bagi maskapai asing. Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Freddy Numberi terkait perjanjian Open Sky Policy negara – negara ASEAN di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (30/3) usai mengikuti acara Penyerahan Sertifikat CASR 147 dan CASR 143 Serta Persetujuan Diklat Keamanan Penerbangan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kepada ATKP Surabaya, Penandatangan LOI Badan Diklat Perhubungan-Boeing Company, dan Penandatangan MOU ATKP Surabaya-PT. Lion Air.
“Dengan mengutamakan capacity building (peningkatan kapasitas) maka penyelenggaraan penerbangan lintas udara di udara Indonesia akan membuat maskapai asing yakin, “ Menhub menjelaskan. Menhub berharap dengan keikutsertaan PT Boeing pada acara penandatanganan Letter of Intent (LOI) dengan Badan Diklat Perhubungan dapat menginformasikan adanya standar yang ingin dicapai Indonesia sehingga keselamatan penerbangan di udara Indonesia terjamin.
Saat ini terdapat lima bandar udara internasional di Indonesia yang dibuka untuk liberalisasi penerbangan (open sky policy) dengan negara ASEAN yaitu Soekarno-Hatta (Jakarta), Kualanamu (Medan), Juanda (Surabaya), Ngurah Rai (Denpasar) dan Hasanuddin (Makassar). “Dengan membuka lima bandara, kita menunjukkan komitmen open sky policy di Indonesia berjalan. Tentunya kita harus tetap memperhatikan asas resiprokal (masuknya asing dari negara tertentu harus tetap mempertimbangkan apakah maskapai domestik juga bisa masuk ke negara yang bersangkutan) agar maskapai kita bisa masuk ke Vietnam, Thailand, dan lainnya, “ Menhub menjelaskan.
Menhub menegaskan maskapai domestik tidak perlu khawatir, karena pemerintah membatasi jumlah bandara yang dibuka, yaitu hanya lima dari total bandara yang ada di Indonesia. Menhub berharap peluang tersebut diharapkan dapat menjadi tantangan maskapai domestik untuk meningkatkan pelayanan serta sarana prasarana. Jika memungkinkan Menhub berharap maskapai domestik dapt bersaing dan menghadapinya. (BRD)