(Jakarta, 13/12/2012) Hasil evaluasi dari uji keselamatan jalur rel kereta rel listrik (KRL) di lokasi longsoran di km 45 antara Bojonggede-Cilebut diperoleh kesimpulan bahwa kini kondisinya sudah aman dilalui. 

 
Direktur Keselamatan Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko, mengungkapkan bahwa jalur tersebut aman dilintasi kereta api. Dengan kecepatan maksimum 20 kilometer/jam. 
 
"Secara umum dari hasil ujicoba telah memenuhi persyaratan, namun mengigat masih diperlukannya perkuatan terhadap badan jalan, maka KRL yang melewati daerah tersebut harus lebih diamati kemungkinan terjadinya longsor," kata Hermanto di Jakarta, Kamis (13/12).
 
Untuk jalur rel kereta api Bojong Gede-Cilebut, tambah Hermanto, masih ada beberapa kekurangan, antara lain tiang sinyal Blok B202 sudah terpasang dan sedikit digeser ke arah Stasiun Cilebut. Akan tetapi, belum terkoneksi dengan Local Control Panel (LCP) Stasiun Cilebut. 
 
"Masih dilakukan perbaikan pada sinyal Blok B202 dan B203, serta gangguan petir mengakibatkan Track Circuit merah pada LCP," terangnya.
 
Hermanto memperkirakan penyempitan sungai kalibaru menjadi penyebab terputusnya jalur kereta api Bojong Gede-Cilebut dan terjadinya longsoran.  Dan saat ini jalur rel kereta api Bojong Gede-Cilebut mengalami dua tahap perbaikan. Untuk tahap I dilaksanakan pemasangan U-ditch sebagai drainasi di sisi barat jalan rel, perbaikan geometri jalan rel, dan penambahan balas pada halur hulu. 
 
"Perbaikan tahap II sampai dengan 12 Desember 2012,  yakni pemasangan bronjong dan cerucuk rel, serta karung berisi tanah sebagai penahan tanah. Telah dilakukan pemasangan lapisan geotextile di sisi Timur jalan rel," tambahnya.
 
Sementara itu, Senior Manager Jalan, Rel, dan Jembatan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) I , Junaidi Nasution, mengatakan ada lima titik jalur rel kereta api rawan longsor. Kelimanya, yakni  Tigaraksa (Tangerang), Bojonggede, kilometer lima pada rute Tanah Abang-Manggarai, Batu Tulis dan Maseng pada jalur Bogor-Sukabumi.
 
Pada seluruh lintasan  menurut Junaidi, jalur yang dilintasi kereta api dilakukan pengawasan dengan intensitas satu kali seharidalam sehari. "Khusus untuk daerah rawan longsor, pengawasan sesering mungkin. Pada curah hujan yang tinggi, dua kali pemeriksaan dalam sehari," katanya.
 
Di sisi lain, lanjut Junaidi, PT KAI juga menerima laporan dari masyarakat akan kondisi di sekeliling jalur rel kereta api dan akan segera dilakukan tindakan pencegahan. (CHAN)