(Bali, 2/7/2013) Pelaksanaan International Green Aviation Conference 2013 diharapkan dapat mewujudkan penerbangan ramah lingkungan dan terciptanya pengurangan gas emisi udara.
Ada tiga isu menarik yang dibahas dalam konferensi yang dihadiri oleh berbagai stakeholder dan perwakilan organisasi penerbangan dunia seperti ICAO, IATA, dan FAA, SENACA serta pabrik pesawat seperti Boeing dan Airbus.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengemukakan, acara tersebut sangat strategis pertama di Asia Pasifik, menghadirkan insitusi yang memegang peranan penting.
Tiga isu yang diangkat adalah green airport, eco airport (green flight), dan airspace airways dengan mengatur penerbangan udara agar lebih efisien, karena apabila rute efisien maka bahan bakar yang dibakar juga akan berkurang dan akan mengurangi gas emisi udara.
"Ini juga menjadi refleksi bagaimana Indonesia ingin memegang peranan penting untuk ke depan dalam mempengaruhi di dunia transportasi udara," jelas Wamen usai membuka International Green Aviation Conference 2013 di Benoa, Bali, Selasa (2/7).
Hasil konferensi ini akan dilaporkan Indonesia pada pertemuan ICAO Assembly 38, September 2013 mendatang, khususnya hasil Panel Diskusi yang berhubungan dengan Kebijakan dan Strategi Global dalam Implementasi State Action Plans dan Rencana Aksi Nasional GRK.
Begitu juga dengan inisiatif Indonesia dalam penerapan bahan bakar alternatif untuk pesawat udara dan energi terbarukan untuk operasional bandar udara, serta inisiatif dalam peningkatan penerapan eco-airport termasuk carbon inventory measures dan operational efficiency initiatives.
Direktur Operasi Garuda Indonesia Novijanto Herupratomo mengungkapkan, dukungan pihaknya dalam konferensi ini, merupakan bentuk komitmen dalam mewujudkan konsep industri penerbangan (aircraft) yang ramah lingkungan, melalui pemanfaatan sumber daya alternatif.
“Merupakan sebuah kebanggaan, dapat menjadi bagian dari forum internasional yang memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya keselarasan perkembangan industri penerbangan dengan kelestarian lingkungan”,ungkap Novi. (CHAN)