JAKARTA - Indonesia akan mengerahkan seluruh kemampuan untuk mencari dukungan negara-negara sahabat dalam rangka pencalonan menjadi Anggota Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization - ICAO) kategori III yang akan berlangsung pada 39th Session of ICAO Assembly September - Oktober 2016 di Markas ICAO Montreal, Kanada.

"Kita akan full power berusaha untuk bisa menjadi Anggota Dewan ICAO," ungkap Utusan Khusus Menteri Perhubungan RI untuk ICAO, Indroyono Soesilo usai Acara Harmonisasi Upaya Pencalonan Indonesia Menjadi Anggota Dewan ICAO 2016 - 2019 di Jakarta, Senin (21/12).

Indroyono mengatakan, langkah-langkah Indonesia dalam mencari dukungan negara-negara sahabat dilakukan dengan melakukan pendekatan diplomasi melalui Duta Besar Indonesia.

"Duta Besar kita di negara-negara sahabat kita beri amunisi tentang pencalonan Indonesia menjadi Anggota Dewan ICAO. Para Dubes kita akan melakukan lobi-lobi ke Dubes negara-negara lain," ujar mantan Menko Kemaritiman ini.

Indroyono mengungkapkan, Pemerintah Indonesia menargetkan untuk memperoleh dukungan dari 54 negara di Benua Afrika. "Pendekatan kepada negara-negara di Benua Afrika sudah kita lakukan melalui kerjasama peningkatan kapasitas penerbangan melalui workshop dan training bagi SDM penerbangan negara-negara di Afrika.

Selain Afrika, Indonesia juga berupaya untuk memperoleh dukungan dari negara-negara di kawasan Samudra Hindia, Asia Tengah, dan negara-negara pecahan Uni Soviet.

Indroyono menambahkan, keuntungan menjadi Anggota Dewan ICAO adalah bisa memperjuangkan kepentingan-kepentingan Indonesia dalam forum ICAO. "Suara kita bisa didengar, sehingga kepentingan Indonesia dalam aspek teknis, ekonomi, politik dan hukum bisa diperjuangkan," jelas Indroyono.

Indroyono memaparkan, industri penerbangan Indonesia cukup besar. Indonesia memiliki 127 bandara, 1.140 pesawat dan jumlah penumpang pesawat udara mencai 94,5 juta per tahun serta dilalui oleh 9 rute penerbangan internasional. Kekuatan industri penerbangan yang cukup besar tersebut harus memiliki wakil di Dewan ICAO agar kepentingan Indonesia bisa ikut menentukan kebijakan ICAO.

Keuntungan lain menjadi Anggota Dewan ICAO adalah Indonesia dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan penerbangan sipil internasional secara langsung, dapat menempatkan tenaga-tenaga ahli Indonesia di ICAO dan mendapat bantuan tenaga ahli dari ICAO serta dapat memperkenalkan dan mengusahakan disahkannya penemuan-penemuan teknologi atau sistem penerbangan sipil nasional yang dapat membawa dampak positif terhadap industri penerbangan Indonesia sehingga dapat menjadi standar internasional.

Sementara itu Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan M. Alwi mengatakan, ia yakin dengan sosok Indroyono Soesilo akan mampu memperoleh dukungan negara-negara sahabat dalam pencalonan Indonesia menjadi Anggota Dewan ICAO kategori tiga.

"Saya yakin dengan leadership Pak Indroyono. Dengan pengalamannya yang pernah memimpin lembaga dunia FAO, beliau bisa meyakinkan negara-negara sahabat dalam mendukung kita," terang Alwi. (SNO)