MONTREAL – Indonesia menggalang dukungan dari negara-negara anggota ICAO guna memperoleh dukungan dalam pemilihan kandidat Dewan ICAO in Part III periode 2016-2019 yang akan diselenggarakan pada Pertemuan ke-39 ICAO bulan September/Oktober tahun 2016 di Montreal, Canada. Penggalangan dukungan dilakukan melalui courtesy call olehUtusan Khusus Menteri Perhubungan ke ICAO Indroyono Soesilo dan Dubes RI untuk Canada Teuku Faizasyah dengan Presiden ICAO Council Dr. O.B. Aliu (Nigeria) dan Sekretaris Jenderal ICAO Dr. Fang Liu (Cina) serta mengadakan resepsi diplomatik dengan mengundang negara-negara anggota ICAO di sela forum ICAO World Aviation Forum (IWAF) untuk menyampaikan pencalonan diri dan meminta dukungan, Senin (23/11).

Dalam pertemuan tersebut, Indroyono Soesilo menyampaikan Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 dunia dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa memiliki pertumbuhan ekonomi terluas ke-16 di Asia Tenggara dengan jumlah GDP mencapai US$ 1 triliun. Indonesia juga sebagai anggota G-20 dan memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 5% per tahun pada 2014 berdasarkan data Bank Dunia. Sebagai negara kepulauan yang mencakup 6000 kilometer dari Timur ke Barat dengan lebih dari 17.000 pulau menjadikan Indonesia negara strategis diantara Samudera Pasifik dan Hindia serta menjadi jembatan Benua Asia dan Australia. Oleh karena itu, sektor transportasi udara memgang peranan penting bagi transportasi Indonesia untuk mendukung pergerakan penumpang dan barang, menyediakan konektivitas, dan mendukung perekonomian.

Sektor transportasi udara di Indonesia bertujuan mendukung perkembangan sektor ekonomi, perdagangan, dan pariwisata. Angkutan udara Indonesia melayani 294 rute domestik yang menghubungkan 113 kota di Indonesia dan 129 rute internasional yang menghubungkan 51 kota-kota di luar negeri bertitik pada Indonesia. Selain itu, Indonesia juga telah mensertifikasi 18 penerbangan berjadwal dan 47 penerbangan tidak berjadwal dengan diantaranya maskapai Garuda Indonesia telah meraih sejumlah penghargaan dari Skytrax.

Indonesia tercatat memiliki pertumbuhan penumpang yang kuat sejak tahun 2011 hingga 2014 dengan rata-rata pertumbuhan penumpang domestik sebanyak 10,49% per tahun dan penumpang internasional sebanyak 12,25% penumpang internasional. Arus penumpang udara Indonesia tahun 2014 tercatat sebanyak 76,4 juta penumpang domestik dan 10,2 juta penumpang internasional. Selain itu, Indonesia telah memiliki 237 bandara dan sejalan dengan pertumbuhan penerbangan sipil pemerintah berencana membangun 62 bandara baru.

Beberapa bandar udara di Indonesia juga menerima penghargaan internasional. Bandara Soekarno Hatta Internasional Airport sebagai gerbang utama Indonesia dinobatkan sebagai bandara tersibuk ke-10 di dunia oleh Airport Council International dan bandara ke-4 tersibuk di Asia dengan jumlah penumpang 60,1 juta penumpang pada tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan perkembangan sebesar 4,06% per tahun dari tahun 2011-2013. Selain itu, pengembangan pembangunan terminal 3 yang diharapkan mampu menampung volume 62 juta penumpang per tahun dan diperkirakan selesai pada akhir tahun 2016. Bandara Internasional Medan (Kualanamu) juga disebutkan meraih penghargaan 4-Star Airport Rating oleh Skytrax pada tahun 2015. Bandara Internasional Denpasar, Bali dan Bandara Juanda Surabaya masing-masing telah dianugerahi Penghargaan ACI Airport Service Quality tahun 2015 berdasarkan hasil survey kepuasan pelanggan.

Indroyono juga menyampaikan, Sekolah Teknik Penerbangan indonesia telah diterima sebagai anggota ICAO Trainair Plus Programme pada November 2015. “Indonesia juga telah mengirimkan dua orang anggota Kementerian dengan tujuan membangun kapasitas selama 3 bulan di Cabang ICAO Montreal,”tambah Indroyono saat wawancara dengan media ICAO.

Berdasarkan hal tersebut, Indonesia berkomitmen memperkuat kapasitas dan kontribusi pada komunitas penerbangan yang memiliki peran strategis bagi perekonomian. Sebagai wujud komitmen, Indonesia berusaha memenuhi standar dan rekomendasi ICAO untuk mendukung sistem transportasi udara yang aman, selamat, terjamin, dan berkelanjutan serta tetap menghargai prinsip-prinsip perlindungan lingkungan. Sebagai komitmen dalam keamanan dan keselamatan penerbangan, Indonesia telah menjalankan seluruh rekomendasi audit ICAO USOAP dan USAP.

Pada kesempatan tersebut, Indonesia menyampaikan keinginan partisipasi dalam Dewan ICAO dan tetap memberi komitmen kuat dalam mewujudkan tujuan utama ICAO untuk menjamin keamanan, keselamatan, dan efisiensi sistem penerbangan sipil. “Oleh sebab itu, Republik Indonesia yang menjadi kandidat pemilihan Dewan ICAO in Part III pada periode 2016-2019, meminta dengan hormat dukungan pada pemilihan tersebut, “ jelas Indroyono.

PERAN INDONESIA DALAM ICAO

Indonesia telah menjadi anggota ICAO sejak April 1950 dan memegang peran aktif dalam Dewan ICAO sejak tahun 1962-2001. Sebagai wujud komitmen negara anggota ICAO dan mempromosikan keamanan dan keselamatan perbangan di sektor trasnportasi udara, perlindungan lingkungan, dan pengembangan sumber daya manusia, Indonesia mengimplementasikan kebijakan ICAO, mengadopsi standar ICAO, dan rekomendasi penerapannya dalam bentuk regulasi nasional. Pertemuan ini merupakan salah satu upaya Indonesia untuk menggalang dukungan tersebut.

Indonesia berupaya melaksanakan kontrol kualitas penerbangan, memperkenalkan keselamatan penerbangan, dan mencapai hasil tertinggi yang efektif. Selain itu, Indonesia menjaga hubungan sistem transportasi udara dengan negara lain dan berpartisipasi aktif dalam kerjasama internasional baik bilatral maupun multilateral.