JAKARTA – Selama kurun waktu Januari–Juli 2015 moda transportasi kereta api (KA) telah mengangkut sebanyak 184,4 juta orang, meningkat 18,83 persen dibandingkan periode sama tahun 2014 sebanyak 155,14 juta orang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Jakarta, Selasa (1/9), menjelaskan, kenaikan jumlah penumpang KA terjadi di wilayah Jawa Jabodetabek sebesar 25,58 persen dari 115,4 juta orang menjadi 144,9 juta orang dan wilayahSumatera naik 9,82 persen dari 2,8 juta orang menjadi 3,09 juta orang. Sebaliknnya Wilayah Jawa non Jabodetabek turun 1,54 persen dari 36,95 juta orang menjadi 36,38 juta orang.
Jumlah penumpang KA pada bulan Juli 2015 di Jawa dan Sumatera mencapai 27,6 juta orang, naik 0,18 persen dari 27,5 juta orang pada bulan Juni 2015. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah penumpan Jabodetabek yang merupakan penumpang pelaju (commuter) yaitu sebanyak 21,2 juta orang atau 76,67 persen dari seluruh penumpang KA. Penumpang Jabodetabek mengalami penurunan sebesar l4,67 persen dari 22,20 juta orang pada bulan Juni 2015 menjadi 21,17 juta orang pada bulan Juni 2015.
Sedangkan wilayah Jawa non Jabodetabek naik sebesar
20,26 persenn dari 4,9 juta orang menjadi 5,9 juta orang dan di wilayah
Sumatera naik 20,50 persen dari 444 ribu orang menjadi 535 ribu orang.
Sedangkan
jumlah barang yang dianggkut KA pada bulan Juli 2015 sebanyak 2,7 juta ton
turun 4,53 persen dari 2,8 juta pada bulan Juni 2015. Sebagian besar barang
yang diangkut tercatat di wilayah Sumatera yaitu sebanyak 2,09 juta ton atau
78,08 persen dari seluruh barang yang dianggkut KA secara nasional.
Penurunan jumlah barang terjadi di wilayah Jawa non Jabodetabek sebesar 30,94 persen dari 850 ribu ton menjadi 587 ribu ton dan Sumatera naik 6,96 persen dari 1,95 juta ton menjadi 2,09 juta ton. Selama Januari-Juli 2015 jumlah barang yang diangkut KA sebanyak 17,9 juta ton turun 3,23 persen dari 18,54 juta ton pada periode sama tahun 2014.
Penurunan barang yang diangkut KA terjadi di wilayah Sumatera sebesar 5,82 persen dari 13,12 juta ton mennjadi 12,4 juta ton. Sebaliknya di wilayah Jawa non Jabodetabek naik 3,06 persen dari 5,4 juta ton menjadi 5,6 juta ton. (SNO)