Jakarta – Terjadinya kecelakaan di jalan raya berawal dari ketidakpatuhan pengguna jalan terhadap peraturan lalu-lintas serta rambu-rambu lalu lintas. Untuk patuh terhadap rambu-rambu lalu-lintas, tidak bisa instan dan seharusnya dilakukan edukasi sejak usia dini/anak-anak untuk menanamkan sikap disiplin dalam menjaga keselamatan di jalan dengan memahami peraturan dan mematuhi rambu-rambu lalu-lintas.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengajak para pemangku kepentingan terkait masalah keselamatan jalan untuk memanfaatkan usia emas anak untuk memberi pendidikan tentang bagaimana berlalu lintas yang baik dan berkeselamatan.
Himbauan tersebut disampaikan Menhub dalam Seminar Nasional Sadar Lalu Lintas Usia Dini (SALUD) yang diselenggarakan Badan Pengembangan SDM Perhubungan dalam rangka memperingati Dies Natalis Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) ke-51, pekan silam.
Menhub menegaskan, pendidikan sadar berlalu lintas sejak usia dini penting untuk diterapkan sebagai landasan dari pembangunan karakter manusia yang berkeselamatan dalam bertransportasi. “Diharapkan sejak anak-anak sudah dapat memahami apa arti berlalu lintas yang baik dan memberikan contoh kepada orang-orang terdekatnya bahkan ke orang yang lebih dewasa yang belum mengetahui berlalulintas yang aman dan berkeselamatan,” harapnya.
Sikap Positif Berlalu Lintas Sejak Dini
Pendidikan SALUD, maksud Menhub, sudah diberikan sejak dini – di masa usia emas anak-anak agar dapat memberikan pengalaman yang membekas di hatinya sehingga menjadi karakter/sikap yang kemudian bakal diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian halnya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai aspek keselamatan berlalu lintas, Menhub menggagas perlunya suatu gerakan sadar berlalu-lintas sejak usia dini yang disajikan dengan format yang menarik dan dilakukan secara konsisten.
Dalam merealisasikan gerakan tersebut, Menhub mengajak para pihak terkait seperti Kemendikbud Ristek, Kepolisian, Pemerintah Daerah, Akademisi, dan pemerhati anak untuk berkolaborasi meningkatkan metode pendidikan SALUD dengan format yang menarik.
“Kita bisa menggunakan cara-cara yang mengakar pada budaya dan kearifan lokal bangsa Indonesia yang beragam, sehingga memiliki kedalaman dan dapat diterima dengan mudah bagi anak-anak,” jelas Menhub.
Kerja Besar Bersama
Untuk membangun kesadaran keselamatan berlalu-lintas kepada masyarakat, lanjut Menhub bukanlah suatu hal yang mudah. Pasalnya, ungkap Menhub, bila dibuat aturan sendiri akan agak sulit diterima masyarakat. Lain halnya bila bersama-sama. Seperti pada masa mudik lalu, Kemenhub bersama Korlantas Polri terbukti bisa melakukan edukasi dan masyarakat mau mengikuti anjuran Pemerintah. “Jadi untuk kebijakan publik yang sifatnya lintas sektoral, kolaborasi harus terus dilakukan karena tidak mungkin bisa menyelesaikan sendiri,” jelas Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Kakorlantas Polri Firman Shantyabudi mengapresiasi Kemenhub yang terus konsisten melakukan kegiatan yang berfokus pada peningkatan keselamatan jalan.
Ada banyak faktor yang berperan dalam menciptakan ketertiban lalu-lintas, salah satunya faktor karakter pengguna jalan – manusianya. “Pendidikan SALUD ini berperan penting dalam mewujudkan budaya tertib masyarakat dalam berlalu lintas,” katanya.
Melalui pendidikan SALUD, Firman berharap generasi muda dapat menanamkan sikap yang menunjukkan kesadaran yang tinggi akan keselamatan berlalu lintas. Sikap tersebut diantaranya yaitu kepatuhan sebagai warga negara yang taat hukum; mengajarkan rasa tanggung jawab empati terhadap orang lain sesama pengguna jalan; memahami pentingnya keselamatan di jalan pada usianya baik sebagai penumpang, pejalan kaki, maupun pesepeda; serta mampu mengambil tindakan segera kepada petugas berwenang jika terjadi keadaan darurat di jalan raya.
Persoalan lalu lintas bukan persoalan kecil yang harus dituntaskan karena menjadi potret kemajuan sebuah bangsa. Data Korlantas Polri menyebutkan, setiap jamnya dua orang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Di Indonesia pada tahun 2021, tercatat ada 103.645 kejadiaan kecelakaan yang mengakibatkan 25.266 korban meninggal dunia, 10.553 korban luka berat, dan 117.913 korban luka ringan. Korban kecelakaan didominasi oleh usia produktif antara 20-49 tahun.
Program Pembelajaran Berlalulintas
Kemenhub memiliki sebuah program pengenalan dan pembelajaran cara berlalu lintas untuk anak-anak usia dini bekerja sama dengan guru-guru sekolah yang membidangi pendidikan TK dan PAUD.
Program ini diimplementasikan di berbagai daerah dan dilakukan bersama dengan pemangku kepentingan terkait. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mendorong setiap kota/kabupaten untuk memiliki Taman Lalu Lintas, yang bisa dimanfaatkan untuk mensosialisasikan tentang Gerakan SALUD.
Kalaupun gerakan sadar lalu-lintas usia dini, hanya sebagai kegiatan ekskul - satu pelajaran tambahan di luar kurikulum yang diaplikasikan pada anak-anak TK /PAUD, tidak berkelanjutan hingga SM dan tidak disertai kewajiban mempraktikan berlalu-lintas keseharian --PP ke sekolah, sehingga sulit membentuk masyarakat berkarakter disiplin terhadap peraturan dan rambu-rambu lalu-lintas.
Seperti di negara maju, Jepang misalnya, pemerintahnya menyadari betul bahwa kemajuan teknologi transportasi yang tidak dibarengi dengan kedisiplinan pemanfaatan nya akan membawa kemunduran.
Karena itu, pembelajaran di level TK dan SD – usia emas adalah pembelajaran dasar mengenai sikap, semangat kemandirian, aturan hidup bersama dan kedisiplinan, yang dibarengi dengan memperkenalkan kecanggihan teknologi transportasi baru produk dalam negeri yang dipakai di Jepang. Pendidikan transportasi sejak dini ini menjadi salah satu kunci ketertiban lalu lintas di negara maju seperti Jepang.
Sebagaimana penuturan pakar Otomotif Prof. Dr. I.r Bambang yang pernah studi doctoral di Jepang, selama tinggal di sana jarang sekali mendengar kebisingan lalu-lintas kendaraan di jalan, seperti bunyi klakson mobil-mobil pribadi maupun tren klakson bus/truk yang memekakkan telinga. Juga sirine dari mobil- mobil yang bukan menjadi haknya.
Para pengendara mobil ataupun motor, menurut Guru Besar FTUI itu, sangat mengutamakan para pejalan kaki dan pesepeda. “Kemajuan teknologi di sektor transportasi diiringi dengan pendidikan adab/manner penggunanya menjadikan lalu lintas di Negeri Fujiyama sangat tertib sekali dan angka kecelakaan lalu lintas sangat rendah,” imbuhnya..
Semoga ajakan Menhub mensosialisasikan gerakan SALUD bersama stakeholder - instasi terkait ini, pada dekade mendatang akan dapat meningkatkan ketertiban dan keselamatan pejalan kaki, pesepeda dan pengguna jalan dalam berlalu-lintas di negeri ini. (AS/IS/HG/RY)