(Banyuwangi, 23/12/2013) Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan Santoso Eddy Wibowo bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Annas pada Senin, 23 Desember 2013 meresmikan Gedung Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang yang berada di area Bandara Blimbing Sari Banyuwangi. Pembangunan sekolah penerbang ini telah dimulai sejak bulan Juni 2013 dengan biaya APBN Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara tahun 2013 dengan nilai pembangunan sebesar Rp. 39 milyar.
Pembangunan yang dilaksanakan meliputi, pembangunan gedung operasional berupa ruang kantor dan ruang kelas termasuk ruang simulator. Pembangunan asrama 1 dan asrama 2 dengan kapasitas 80 taruna, beserta dengan kelengkapannya berupa ruang makan, ruang rekreasi, ruang laboratorium komputer, ruang klinik kesehatan dan ruang perpustakaan. Pembangunan hanggar dengan kapasitas 12 pesawat beserta apron dan taxiway atau landas parkir dan landas hubung. Serta pembangunan sarana prasarana pendukung seperti penampungan air bersih dan generator set serta pengkondisian udara.
Selain pembangunan pada tahun 2013 juga dilaksanakan pengadaan yang berfungsi melengkapi sarana dan prasarana yang dibangun berupa pengadaan pesawat latih, pengadaan simulator, pengadaan furniture untuk seluruh ruangan yang dibangun serta pengadaan flight training manajemen sistem.
Kepala BPSDM Perhubungan Santoso Eddy Wibowo dalam sambutannya mengatakan Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi merupakan salah satu sekolah penerbang yang dibentuk dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas penerbang di Indonesia. Sekolah ini juga adalah sekolah penerbang pemerintah yang kedua setelah STPI Curug dan telah mendapatkan Pilot School Certificate 141 dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara pada tanggal 14 Agustus 2012. “Semoga langkah ini bisa memberikan kontribusi dalam memenuhi kebutuhan penerbang nasional yang sedang menjadi isu saat ini,” ujar Eddy.
Eddy seiring dengan meningkat dan berkembangnya perekonomian di daerah Banyuwangi tentunya akan menarik minat investor ataupun wisatawan yang akan berkunjung ke Banyuwangi. Implikasi dari hal tersebut adalah kemungkinan peningkatan frekuensi pergerakan pesawat komersial. “Hal inilah yang perlu menjadi pertimbangan agar ke depannya tetap terdapat keseimbangan pemanfaatan bandara untuk sekolah penerbang dengan pergerakan pesawat komersial,” tutur Eddy. (HH)