(Jakarta, 25/3/2011) Bencana tsunami dan isu radiasi nuklir menyebabkan load factor penumpang pesawat tujuan ke Jepang turun tajam. PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk yang selama ini menerbangi ke sejumlah destinasi disana akan mengurangi penerbangannya.
Salah satunya rute Narita-Denpasar akan ditutup hingga akhir Mei ini. Garuda pun merampingkan rute penerbangan dari dua rute, yakni Narita-Jakarta dan Narita-Denpasar, menjadi Narita-Jakarta-Denpasar.
Garuda rencananya akan mengurangi penerbangan ke Tokyo dari 14 kali menjadi 7 kali penerbangan setiap minggunya. ‘’Pengurangan frekuensi penerbangan ini terpaksa kami lakukan karena penumpang ke negara Jepang mengalami penurunan yang cukup signifikan,’’ kata Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Garuda Indonesia, M Arif Wibowo usai penandatanganan kerjasama penjualan tiket dengan Bank Mandiri di Jakarta, Jumat (25/3).
Garuda saat ini menerbangi tiga kota di Jepang yaitu Tokyo yang sebelumnya 14 kali per pekan, Nagoya 12 kali dan 6 kali dari Jakarta dan Denpasar.
Akibat bencana tsunami, load factor Garuda Indonesia untuk rute Jakarta ke Tokyo (Narita) pada bulan maret ini menyusut menjadi tinggal 66 persen saja.”Untuk pasar Jepang, saat ini sedang dilihat perkembangannya awal April hingga akhir Mei. Kami akan melakukan beberapa strategi maupun penyesuaian-penyesuaian karena kami punya double daily dari Tokyo, yakni ke Denpasar dan ke Jakarta,” kata Arif .
Meski demikian, tambahnya, Garuda akan mengevaluasi penerbangannya ke Jepang pada Mei mendatang. Karena pada Juni dan Juli, jelasnya, terjadi puncak liburan di Jepang. "Biasanya saat liburan, masyarakat Jepang banyak yang bepergian ke Indonesia,’’ kata Arif seraya menjelaskan bahwa penerbangan Jepang saat ini berkontribusi sebesar 20 persen dari pendapatan rute internasional.
Sebagai gantinya, Garuda merencanakan untuk penambahan penerbangan ke Timur Tengah. Menurutnya, segmen penerbangan wisata rohani (umrah) pada Maret ini mengalami pertumbuhan sehingga satu pesawat yang dipergunakan ke Jepang akan dialihkan ke Timur Tengah.
"Pesawat Airbus A330 yang tadinya digunakan ke Jepang akan dialihkan ke Timur Tengah, terutama ke Jeddah. Ada tiga pesawat yaitu dua Airbus A330 dan satu unit Boeing 747-400," ujarnya.
Load factor pada periode tersebut diharapkan dapat mencapai 90 persen. Nantinya akan dibuat triple daily, seperti ke Jeddah untuk pasar umroh, apalagi tingkat okupansi rute ini bisa mencapai 98 persen atau lebih tinggi dari Jepang yang saat ini tingkat isiannya masih 66 persen. (PR)