(Bali. 22/5/2014) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) bekerjasama dengan International Maritime Organization (IMO) menyelenggarakan Regional Seminar on The 2011 Biofouling Guidelines yang berlangsung pada tanggal 20 s.d. 22 Mei 2014, bertempat di Hotel Grand Inna Kuta Bali. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerjasama teknis Indonesia - IMO dibawah ITCP (Integrated Technical Cooperation Programme) untuk tahun 2014.
Regional Seminar ini diadakan dalam rangka meningkatkan kesadaran akan dampak dari biofouling terhadap kapal dan lingkungan hidup maritim dimana IMO telah mengeluarkan Resolusi MEPC.207(62) mengenai Guidelines for the Control and Management Ship Biofouling to Minimize the Transfer of Invasive Aquatic Species di tahun 2011.
Salah satu ancaman terbesar dari ekosistem laut, yaitu disebabkan oleh biofouling. Biofouling merupakan organisme hidup yang menempel pada lambung timbul kapal atau ruang tersembunyi kapal di bawah air. Biofouling ini dapat mengancam kelangsungan hidup suatu ekosistem laut karena sifatnya yang menginvasi suatu habitat laut dan berkembang biak.
Workshop mengenai biofouling ini merupakan workshop yang pertama kali diselenggarakan oleh IMO sejak dikeluarkannya Resolusi MEPC.207(62) pada tahun 2011. Tujuan utama dari diadakannya workshop ini adalah untuk memberikan pedoman dalam mengendalikan dan mengelola ships’ biofouling untuk meminimalisir perpindahan spesies laut, dan memberikan sebuah pendekatan secara global terhadap manajemen biofouling itu sendiri. Apabila negara-negara telah efektif mengimplementasikan pedoman mengenai biofouling ini secara umum, mereka akan mampu melindungi lingkungan maritim di wilayahnya, dan secara ekonomis dapat meningkatkan performa gerak kapal dan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar serta mengurangi emisi gas buang kapal.
Pada workshop yang berlangsung selama 3 (tiga) hari ini, expert dari IMO antara lain Mr. Markus Helavouri, IMO Technical Officer, Maritime Environment Division, Dr. Ashley Coutts, IMO Consultant, Dr. Andrew Bell, IMO Consultant, akan memberikan materi tentang manajemen biofouling. Selain itu, perwakilan dari masing-masing negara juga akan menyampaikan presentasi yang terkait dengan perkembangan manajemen biofouling di negara mereka masing-masing.
Sebagai tambahan informasi, workshop ini dihadiri oleh perwakilan dari 14 negara anggota IMO antara lain Brunei Darussalam, Cambodia, China, Indonesia, Iran, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Philippines, Republic Of Korea, Singapore, Thailand, Timor Leste dan Vietnam, dan juga akan hadir oleh perwakilan dari instansi pemerintah Indonesia dan stakeholders terkait. (SLO)