(Palembang, 2/7/2013) Dinas Perhubungan harus melakukan berbagai antisipasi untuk mensukseskan terlaksananya angkutan lebaran 2013 mendatang, termasuk di dalamnya menekan angka kecelakaan. Jika dimungkinkan dalam penyelenggaraan angkutan lebaran kali ini, posisi zero accident.

Hal itu disampaikan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso pada saat membuka Rapat Koordinasi Kesiapan Penyelenggaraan Angkutan Lebaran di Pulau Sumatera 2013, yang berlangsung di Hotel Aryaduta Palembang, Senin (1/7) malam.

Suroyo yang malam itu didampingi Direktur Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (LLASDP) Sudirman Lambali dan Direktur Keselamatan Transportasi Darat Hotma Simandjuntak mengatakan, untuk menekan angka kecelakaan selama mudik lebaran maka Dinas Perhubungan Porpinsi, Kabupaten dan Kota harus memasang rambu-rambu yang jelas, marka jalan hingga penerangan jalan di titik-titik tertentu.

Untuk penerangan jalan di sejumlah titik yang dirasakan gelap dan sedikit pemukiman penduduk, memang harus menggunakan penerangan PLN. Kewenangan ini ada di pemerintah daerah. Adapun untuk pemasangan listrik dengan solarsel membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan pengerjaannya juga lama. "Jika perlu penerangannya di jalur-jalur yang sepi dan gelap itu menggunakan obor seperti di kampung," ujar Suroyo.

Fungsi terminal pada saat arus mudik dan arus balik nanti bisa dimanfatkan untuk tempat istirahat. Untuk itu toilet di terminal harus bersih. Demikian juga jembatan timbang disaat arus mudik tidak beroperasi karena truk-truk dilarang melintas jalur tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai tempat beristirahat. "Dinas Perhubungan bisa memasang sepanduk,  jembatan timbang dan terminal dapat digunakan untuk istirahat," kata Suroyo.

Bukan hanya jalur darat, transportasi Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) juga harus mendapat perhatian. Sebelum mengangkut calon pemudik harus dilakukan evaluasi terhadap sarana pelabuhan, dermaga, kapal-kapal maupun sertifikasi nahkodanya harus di cek ulang.

Direktur ASDP Sudiman Lambali berjanji akan melakukan pengawasan ketat terhadap kapal-kapal rakyat maupun KMP. Pemeriksaan bukan hanya pada sertifikasi nahkoda tapi juga kesehatan dan pengecekan bebas narkoba.

Kadang kala, lanjut Suroyo hal-hal yang sepele justru bisa menjadi hal besar. Hal-hal yang dianggap biasa bisa menjadi luar biasa. "Kalau tidak ada kejadian sih tidak apa-apa, tapi begitu ada kejadian ribut semua," tukas Suroyo.

Pada tanggal 1-4 Agustus dipastikan arus mudik mulai ramai. Pada tanggal 5-7 Agustus diperkirakan puncak arus mudik dan di beberapa titik mulai padat karena pada tanggal 8-9 Agustus sudah lebaran. Sementara itu arus balik diperkirakan terjadi pada 10-11 Agustus karena pada 12 Mei sudah harus kembali bekerja. Untuk pegawai negeri yang mengambil cuti harus sudah kembali pada 15-16 Agustus karena pada 17 Agustus harus mengikuti upacara kemerdekaan yang sifatnya wajib. (JO)