Jakarta (14/8/2011) Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti S Gumay, Minggu (14/8) kemarin melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta.
Selain untuk menyaksikan secara langsung kesiapan bandara terbesar di Indonesia dalam menyambut mudik lebaran 2011, tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga melakukan pengecekan terhadap 17 pesawat dari 3 maskapai penerbangan nasional yang dilakukan secara acak.
Dirjen Perhubungan Udara yang di dampingi Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Yuris Hasibuan dan Direktur Angkutan Udara Edward Siloy menjelaskan dalam sidaknya kali ini, dibagi menjadi dua tim. Tim pertama melakukan pengecekan kesiapan petugas x-ray dalam mengantisipasi terjadinya peningkatan jumlah penumpang pada saat menjelang lebaran, juga melihat kesiapan petugas tiketing. Salah satu yang dikunjungi adalah counter tiket Sriwijaya Air.
Herry sempat melakukan dialog dengan petugas counter tiket untuk menanyakan rute-rute mana saja yang sudah banyak di pesan penumpang untuk lebaran mendatang. Dijelaskan oleh petugas counter Sriwijaya Air, rute-rute Surabaya, Medan, Makasar dan Padang menjadi rute favorit.
Selain menanyakan rute-rute yang menjadi favorit penumpang, Herry juga menanyakan pergerakan tarif menjelang lebaran. Diperoleh penjelasan, untuk rute Jakarta-Palu misalnya, tarifnya hampir menyentuh harga Rp 2 juta. Namun tarif tersebut masih dibawah tarif batas atas yaitu sebesar Rp 2,2 juta.
‘’Jika dibandingkan dengan harga hari-hari biasa, rute Jakarta-Palu memang kelihatannya mahal. Rute-rute lainnya juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan, tapi masih di bawah tarif batas atas yang ditetapkan pemerintah,’’ jelas Herry.
Herry juga mengunjungi klaim bagasi maskapai penerbangan Lion Air. Oleh petugas klaim bagasi diperoleh penjelasan, dalam satu hari selalu ada laporan kehilangan bagasi antara 1-5 kasus setiap harinya. Yang terbanyak adalah rute dari wilayah Sumatera. Dari hasil penelusuran ternyata ada bagasi yang terkirim atau terbawa ke pesawat dengan tujuan lain, tapi ada juga yang benar-benar hilang entah kemana.
‘’Secara umum, persiapan di petugas di seluruh lini di Terminal 1 dan terminal 2 domestik Bandara Internasional Soekarno Hatta cukup baik. Kita lihat minggu depan sebelum peresmian posko lebaran, mudah-mudahan tetap baik bahkan menjadi lebih baik lagi,’’ kata Herry.
Sementara itu tim juga melakukan penelitian terhadap 17 pesawat yang ada di taxi way, yaitu 13 pesawat milik Lion Air, 3 pesawat milik Sriwijaya Air dan 1 pesawat milik Express Air. Hasil temuannya, ban depan maupun ban samping milik Express Air sudah tidak layak digunakan karena sudah gundul. ‘’Saya minta sebelum diterbangkan harus sudah di ganti, karena hal ini bisa membahayakan pesawat terutama saat pendaratan,’’ kata Herry.
Sementara itu pada pesawat Lion Air dan Sriwijaya Air ditemukan instrumen DMI (Divert Manintence Item) yang merupakan indikator bahan bakar mengalami kerusakan atau tidak berfungsi.
Dijelaskan oleh Yuris, pada masing-masing pesawat terdapat 3 buah DMI. Apabila satu dari tiga DMI tersebut tidak berfungsi, menurut pabrikannya masih diperbolehkan untuk terbang dengan dua DMI yang berfungsi. Namun paling lambat 10 hari sejak kerusakan harus segera diperbaiki. ‘’Kami sudah ingatkan pihak Lion Air dan Sriwijaya untuk segera memperbaiki DMI yang tidak berfungsi tadi,’’ jelas Yuris.
Penelitian kelayakan pesawat untuk terbang (RAM Check) bukan hanya akan dilakukan di Bandara Soekarno Hatta Jakarta saja, tapi juga akan dilakukan di 14 bandara utama lainnya pada minggu mendatang. (PR)