(Lampung, 3/7/2013) Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Suroyo Alimoeso memperingatkan, jangan sampai petugas berbaju seragam abu-abu melakukan pungutan liar (pungli) selama masa pelaksanaan angkutan lebaran di sepanjang jalan, maupun pelabuhan.
‘’Jangan sekali-kali, kalian yang memakai baju seragam korp perhubungan melakukan pungli, baik di jalan, terminal, maupun pelabuhan. Kalau sampai ada laporan dan laporan tersebut terbukti benar, akan saya sikat,’’ kata Suroyo saat melakukan kunjungan di kantor PT ASDP Indonesia Ferry cabang Merak, Rabu (3/7) dini hari.
Kepada seluruh petugas pelabuhan Bakauheuni Lampung maupun pelabuhan Merak, Banten, Soeroyo mengingatkan untuk melakukan tugas selama arus mudik lebaran dan arus balik nanti dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab serta ikhlas menolong masyarakat yang akan melakukan silaturahmi dengan keluarga, tetangga dan handai taulan nya.
Suroyo yang didampingi Direktur ASDP Ditjen Perhubungan Darat Sudirman Lambali dan Direktur Keselamatan Transportasi Darat Ditjen Perhubungan Darat, Hotma Simanjuntak juga minta PT ASDP Indonesia Ferry untuk memberikan pelayanan yang excelent.
Para pemudik dengan sepeda motor yang diperkirakan akan mengalami puncaknya di pelabuhan Merak pada 4 Agustus 2013, harus diberikan pelayanan seperti menyiapkan tenda saat menunggu antrian masuk ke kapal, menggunakan blower di beberapa titik agar saat mengantri tidak mengalami kepanasan, menyiapkan tim kesehatan di sekitarnya dan diharapkan keikhlasannya untuk menyediakan takjil untuk berbuka puasa.
‘’Pihak ASDP Cabang Merak maupun Cabang Bakauheuni, saya minta keikhlasannya untuk menyediakan takjil untuk berbuka puasa. Jika dimungkinkan siapkan makanan saat sahur. Kalau tidak ada uangnya, lapor ke saya, nanti saya siapkan,’’ ujar Suroyo.
Mengenai kemungkinan terjadinya antrian panjang pada kendaraan beroda empat atau lebih, Suroyo mengatakan, ASDP harus mengelola jadwal pelayaran secara profesional. Apabila pengelola pelabuhan bertindak profesional sesuai dengan standart operating procedure (SOP), dipastikan antrian panjang tidak akan terjadi.
Dipaparkan oleh Suroyo, pelabuhan Merak mempunyai 5 dermaga yang beroperasi. Satu kapal mampu mengangkut sekitar 90 kendaraan roda empat campuran. Itu artinya setiap kali pemberangkatan ada sekitar 450 kendaraan roda empat yang diantarkan ke seberang.
Apabila ada keterlambatan kapal rata-rata 30-60 menit, berarti dalam satu hari itu akan ada satu trip yang hilang atau ada 450 kendaraan yang tidak terangkut. ‘’Bayangkan jika kondisi ini terjadi dalam 3-4 hari, berarti ada ribuan kendaraan yang tertahan di pelabuhan. Tidak heran jika kepala antrian sudah di pelabuhan buntut antriannya masih di jalan tol,’’ ujar Suroyo.
Untuk itu, harus di atur dengan baik, dan disiapkan lapangan penumpukan bila pelabuhan penuh. Truk-truk diberi nomer antri dengan pola first come first out. Yang datang duluan ya masuk kapalnya duluan. Jangan di olah, apalagi di pungli supaya bisa masuk kapal duluan. ‘’Jangan sampai petugas berbaju seragam justru yang melakukan pungli,’’ tukasnya.
Pihak PT ASDP Indonesia Ferry juga harus menjaga keamanan pelabuhan. Jangan justru sebaliknya, petugas yang membuat pelabuhan tidak aman sehingga dijadikan modus untuk meminta uang keamanan. ‘’Kalau ada nenek-nenek ataupun gadis cantik di pelabuhan tidak diganggu itu artinya pelabuhan aman. Kalau nenek-neneknya tidak diganggu tapi gadisnya yang di ganggu, itu sama saja pelabuhan tidak aman,’’ seloroh Suroyo. (JO)