(Bogor, 17/4/2014) - Pembangunan transportasi di daerah masih banyak menghadapi kendala, antara lain masih kurangnya komitmen pemerintah daerah terhadap pembangunan transportasi yang dibangun berbagai daerah.

Hal itu dikemukakan oleh Direktur BSTP (Bina Sarana Transportasi Perkotaan) Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Djoko Saksono dalam acara Forum Transit di Hotel Royal, Bogor, Kamis (17/4). Acara Forum Transit diikuti 18 pengelola Bus Rapid Transportation dari seluruh tanah air. Pembukaan forum sendiri dilakukan oleh Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso. Ikut hadir dalam acara tersebut para Kepala Dishub Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Lebih jauh Direktur BSTP mengungkapkan, kurangnya komitmen sejumlah Pemda itu antara lain disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari jajaran pemerintahan setempat terhadap kondisi sistem transportasi di kota masing-masing.

"Itulah salah satu persoalan yang mencolok, dan banyak dikeluhkan oleh para pengelola BRT di daerah-daerah" paparnya. Kurangnya dukungan pemerintah daerah terhadap pengelola BRT ini menyebabkan pengelola BRT di daerah-daerah menemui banyak hambatan seperti kondisi jalan yang rusak, penentuan rute, perluasan jalur serta pembangunan fasilitas pendukung seperti kebutuhan halte, lahan parkir, dan pembagian trayek dengan angkutan umum lain.

Untuk itu, salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemenhub, menurut Djoko adalah mempertemukan para pengelola BRT dalam sebuah forum yang digelar secara berkala. Dengan adanya pertemuan ini, masing-masing pengelola BRT dapat saling tukar pikiran dan pengalaman satu sama lain. Lewat upaya ini, lanjut dia, dapat diperoleh solusi untuk memecahkan persoalan yang dihadapi berbagai daerah. Umpamanya pengelola BRT Bandung menghadapi persoalan rumitnya penentuan trayek,hingga dia perlu belajar ke pengelola BRT Solo.

Diluar kurangnya dukungan komitmen sejumlah pemerintah daerah, sambungnya lagi, beberapa pengelola BRT juga mengeluhkan hal klasik yakni persoalan kebutuhan armada dan dana. Walau demikian, masih kata Djoko, tren BRT saat ini menunjukkan kecenderungan pengelolaan yang semakin profesional dan baik. Hal itu dibuktikan oleh makin banyaknya pengelola BRT di daerah yang tidak lagi bergantung kepada pemerintah daerah setempat. "Belum untung, tapi trennya menunjukkan pengelolaan yang semakin baik," katanya.

Beberapa daerah yang pengelolaan BRT-nya semakin bagus adalah Solo, Pekanbaru, Palembang, belakangan Semarang. (BN)