(Jakarta, 23/7/2010) Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak susunan dewan direksi PT Angkasa Pura (AP) I dan II. Meneg BUMN Mustafa Abubakar yang melakukan pelantikan tersebut, Jumat (23/7), mengungkapkan, proses penggantian jajaran direksi ini merupakan bagian dari penyegaran sistem birokrasi untuk kian mengoptimalisasikan peran bandara sebagai pintu gerbang utama bangsa.
 
”Kepada pejabat yang baru dilantik ini diharapkan akan bisa lebih baik lagi, baik dari sisi kinerja perseroan maupun pelayanan kepada pengguna,” ungkap Mustafa dalam seremoni yang digelar di kantor Kemeneg BUMN, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tersebut.
 
Direktur Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Tri S Sunoko didaulat Mustafa menjadi Direktur Utama PT AP II, menggantikan Eddie Haryoto yang sempat diperpanjang masa jabatannya. Untuk mendampingi Tri Sunoko, Mustafa melantik Rinaldo J. Aziz sebagai Wakil Dirut, Salahudin Rafi sebagai Direktur Operasi dan Teknik, Sulistio Wijayadi (Dir. Komersial dan Pengembangan Usaha), Laurensius Manurung, dan Endang A. Sumiarsa sebagai Direktur Personalia dan Umum.
 
Sedangkan untuk memimpin PT AP I, ditunjuk Tommy Soetomo yang sebelumnya menjabat Direktur Keuangan PT AP II, menggantikan posisi Bambang Darwoto. Kemudian Meneg BUMN juga menunjuk Harjoso Tjatur Prijanto sebagai Direktur Operasi dan Teknik, Robert Daniel Waloni sebagai Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha, Gunawan Agus Subrata sebagai Direktur Keuangan, serta Yushan Sayuti sebagai Direktur Personalia dan Umum.
 
Selain jajaran kedua BUMN penerbangan tersebut, Meneg BUMN juga melantik Darmawan Daud sebagai Wakil Direktur Utama PT Kereta Api menggantikan alrmahum Soedarmo Ramadhan. Sedangkan posisi Darmawan yang sebelumnya menjabat Direktur Teknik, digantikan Judarso Widyono.
 
Benahi Soekarno-Hatta
 
Ditemui usai pelantikan, Direktur Angkasa Pura II Tri Sunoko mengatakan, sebagai prioritas kerja tahap awal, pihaknya akan membenahi Bandara Soekarno Hatta, yang diketahui memiliki permasalahan kompleks. "Kami akan siapkan strategi atau program khusus untuk Soetta. Apalagi ini pintu masuk utama menuju Indonesia," ujarnya.


Mustafa Abubakar menambahkan, dirinya menekankan secara khusus PT AP II untuk memerhatikan bandara Soekarno-Hatta Jakarta, dan PT AP I untuk Ngurah Rai – Bali dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan. Selain itu,  operator juga dituntut harus secara penuh memperhatikan pergerakan penumpang maupun barang antar terminal sehingga memudahkan pelayanan. ”Visa on arrival juga harus dibuat mudah dan senyaman mungkin, supaya citra Indonesia di mata asing lebih baik," tuturnya. (DIP)