JAKARTA – Dukungan masyarakat menjadi kunci percepatan pembangunan jalur kereta api Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), Kementerian Perhubungan. Pembangunan yang awalnya ditargetkan selesai akhir Desember 2021 lebih cepat rampung dari waktu yang direncanakan. Lebih cepat tiga bulan dari target awal.
Hal ini bisa dilihat dari progres keseluruhan proyek yang saat ini telah mencapai 98 persen. Percepatan yang telah dilakukan oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah dapat memangkas waktu sampai sekitar empat bulan.
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri, saat melakukan kunjungan ke Yogyakarta, Senin (16/8) lalu mengungkapkan dukungan masyarakat menjadi kunci keberhasilan percepatan pembangunan Jalur Kereta Bandara YIA.
Percepatan penyelesaian LARAP (Land Acquisition and Resettlement Action Plan) atau Pengadaan Tanah dan/atau Pemukiman Kembali yang prosesnya berjalan lancar dimana masyarakat sangat mendukung dan menerima besaran harga yang telah ditetapkan oleh tim KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) merupakan hal yang sangat penting.
“Salah satu unsur penting dalam pembangunan adalah lahan, jika lahan proses pengurusannya cepat selesai maka pembangunan bisa segera dimulai. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Kulonprogo, masyarakat Kapanewon Temon khususnya Kelurahan Kaligintung, Kelurahan Kalidengen, Kelurahan Glagah dan semua pihak yang terlibat dalam proses pembebasan lahan ini sehingga cepat selesai”, ungkap Zulfikri.
Birokrasi yang Mudah dan Gesit
Dukungan birokrasi di daerah juga menjadi faktor lain yangsangat menentukan. Kemudahan dan ringkasnya birokrasi di semua instansi Pemerintah dan Daerah sangat mendukung proses perizinan dan adminstrasi pelaksanaan pembangunan kereta bandara YIA. Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional Pembangunan KA Bandara YIA ini patut didukung karena keberadaannya sangat diperlukan untuk kemudahan akses ke Bandara YIA.
Proses percepatan pembangunan juga didukung tepatnya pemilihan konstruksi Slab on Pile (SOP). Konstruksi SOP merupakan sistem fondasi yang ditumpu oleh sistem kelompok tiang pancang dan diikat oleh pile cap (capping beam) yang digunakan untuk menahan dan meneruskan beban dari struktur atas ke dalam tanah yang mempunyai daya dukung (nilai spt) untuk menahannya. Jadi, sistem fondasi tidak menggunakan tanah urugan seperti konvensional tetapi dengan beberapa tiang pancang.
“Kondisi trase ke arah bandara yang sebagian tanahnya berupa sawah yang cenderung tergenang air, maka pemilihan konstruksi SOP ini tepat karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain waktu konstruksi yang lebih cepat, mudah dikerjakan, mutu konstruksi lebih terjamin karena precast pabrikan, pembebasan tanah yang tidak terlalu lebar, dan tidak mengganggu saluran drainase atau irigasi," lanjutnya.
Terakhir adalah proses perencanaan monitoring dan evaluasi yang tepat turut mendukung proses percepatan penyelesaian pembangunan KA Bandara ini. Dengan penyusunan perencanaan proyek, monitoring yang ketat dan evaluasi berkala membuat progress pekerjaan di lapangan dapat dikontrol dengan baik. Kendala-kendala yang muncul baik dari sisi teknis, kendala lapangan dan lainnya bisa diselesaikan dengan baik.
Menurut Zulfikri, monitoring dan evaluasi adalah hal sangat penting dalam pengelolaan sebuah proyek, agar perencanaan, target, dan realisasi dapat diukur serta kendala yang muncul segera bisa dicari jalan keluarnya dengan cepat dan tepat.
Dengan percepatan yang dilakukan dan proyek ini selesai lebih awal ada beberapa keuntungan yang didapat antara lain hasil pembangunan ini bisa dirasakan lebih cepat manfaatnya oleh masyarakat. Selain itu pada saat proses pengerjaan membantu masyarakat sekitar dengan program padat karya tunai, serta percepatan kinerja Pemerintah lewat penyerapan APBN jadi lebih baik.
Perjalanan Bandara YIA – Kota Yogyakarta PP Jadi Lebih Cepat
Rampungnya pembangunan jalur Kereta Bandara YIA akan berdampak terhadap waktu tempuh dari dan ke bandara tersebut. Sebelumnya, waktu tempuh Kota Yogyakarta-Bandara YIA mencapai sekitar 90 menit menggunakan kendaraan darat. Jika KA Bandara YIA sudah beroperasi, waktu tempuhnya hanya sekitar 40 menit.
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengapresiasi pembangunan jalur kereta api oleh DJKA Kemenhub ini. Menurut Agus, manfaat yang segera diperoleh masyarakat jika pembangunan KA Bandara YIA ini sudah rampung adalah menuju dan dari bandara bisa lebih cepat dan lebih murah. Agus menyarankan, sebaiknya jadwal KA Bandara diintegrasikan dengan jadwal penerbangan yang ada.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Prof. Agus Taufik Mulyono pun mengapresiasi pembangunan kereta bandara ini. "Alhamdulillah akhirnya ada, saya apresiasi sekali, inilah kado istimewa saudara-saudara kami yang ada di Yogyakarta, “ ujar Prof Agus.
Integrasi Antar Moda
Pembangunan jalur KA Bandara YIA ini mulai dibangun tahun 2019, merupakan jalur KA Bandara ke-6 yang telah dibangun DJKA Kemenhub untuk mempermudah dan mempercepat akses ke bandara sebagai upaya Pemerintah mengintegrasikan antar moda agar pelayanan transportasi bagi masyarakat lebih efektif dan efisien. Kelima jalur KA yang telah beroperasi, yaitu KA Bandara Kualanamu, KA Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, KA Bandara Internasional Minangkabau, LRT Sumatera Selatan, dan KA Bandara Adi Soemarno Solo.
Pembangunan KA Bandara YIA ini selain untuk keperluan para pengguna yang memiliki akses langsung menuju bandara, juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Yogyakarta lainnya karena kereta berhenti di 3 stasiun pelayanan yaitu berhenti di Stasiun Tugu Yogya, Stasiun Wates dan Bandara YIA. (IS/AS/HG/HT/JD)