(Tangerang, 7/2/2015) Tim Operasi Gabungan Aviation Security (AVSEC) Bandara Soekarno-Hatta berhasil mengamankan seorang pria yang disinyalir pelaku pemalsu identitas di Bandara Soekarno-Hatta untuk memuluskan praktek percaloan.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi di Jakarta, Selasa (10/2) mengakui masih adanya praktek ilegal tersebut. Yang lebih memprihatinkan lagi, keberadaan calo tiket di bandara-bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II dilakukan bersama-sama dengan oknum maskapai.

Sabtu (7/2) pagi, Tim Operasi Gabungan AVSEC Bandara Soekarno-Hatta berhasil mengamankan seorang pria yang disinyalir pelaku pemalsu identitas di Bandara Soekarno-Hatta.

Penangkapan itu berawal saat petugas AVSEC Bandara Soekarno-Hatta sedang melakukan operasi di sekitar area parkir Terminal 1C.

Saat tengah melakukan sweeping kendaraan, petugas menemukan seorang pria yang sedang berada di dalam mobil Terios berwarna Silver dengan nomor polisi B-1156 -CFX. Ketika itu, posisi kendaraan tengah terparkir.

Guna memastikan keamanan, petugas AVSEC mengetuk kaca kendaraan mobil tersebut yang belakangan diketahui dikendarai oleh seorang pria berinisial SN. Petugas meminta kepada pria itu untuk membuka kaca jendela kendaraannya. Bukannya membuka kaca jendela, SN malah melajukan kendaraannya dengan bergegas pergi.

Tindakan SN membuat petugas AVSEC pun curiga. Petugas pun lantas mengurung mobil hingga tidak bisa keluar dari area parkir. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sebuah laptop, mesin printer & scan yang disimpan di bagasi mobil. Selain itu, ditemukan juga sebuah kartu identitas protokol instansi TNI AD dengan nama yang sama dengan terduga SN.

Setelah dilakukan pemeriksaan laptop, ditemukan sejumlah file foto dan KTP serta identitas orang lain yang diduga sudah, maupun sedang dalam proses untuk dibuatkan identitas palsu. Bahkan dalam isi laptop itu juga terdapat sejumlah hasil duplikasi (scanner) boarding pass.

AVSEC terus berupaya melakukan sweeping dan juga melakukan pemeriksaan identitas calon penumpang di Security Check Point 2 untuk memastikan nama pada boarding pass sama dengan identitas calon penumpang.

Umum-nya identitas yang digunakan adalah KTP palsu. Indikasi pelaku ini terlibat dalam percaloan, karena ada bukti-bukti yang kuat di dalam laptop tersebut.

Yang memprihatinkan Budi, dalam aksinya, pelaku bekerjasama dengan oknum maskapai. Calo yang dibantu petugas maskapai membeli tiket promo maskapai low cost carrier (LCC) dengan cara block seat. Saat ada masyarakat yang butuh dijual dengan harga mahal.

Katakanlah harga tiket menjelang waktu terbang pada kisaran Rp 700.000. Calo ini menawarkan harga Rp 650.000 dengan alasan jual rugi, karena menjual dibawah harga yang tercantum dalam tarif. Padahal calon ini membeli pada kisaran Rp 350.000 hingga Rp 400.000. ‘’Dari pengakuan calo, dengan cara block seat satu penerbangan, calo ini bisa mengantongi keuntungan antara Rp 5-10 juta, yang dibagi-bagi dengan oknum maskapai,’’ papar Budi tanpa menyebutkan maskapai dimaksud.

Kapuskom Publik Kementerian Perhubungan JA Barata mengatakan, dengan tertangkapnya calo oleh AVSEC Soekarno Hatta membuktikan, sinyaleman Menteri Perhubungan mengenai adanya praktek percaloan tiket di bandara Soekarno Hatta Jakarta tidak terbantahkan.

‘’Inilah yang mendasari mengapa pemerintah memilih untuk menutup loket penjualan tiket dan menggantikan dengan mesin tiket otomatis serta menyiapkan petugas costumer care yang dekat dengan mesin otomatis, untuk membantu penumpang yang membutuhkan informasi lebih lanjut,’’ kata Barata. (JO)