(Jakarta, 29/10/2013) Beberapa musibah kecelakaan pesawat terbang di wilayah-wilayah pegunungan masih kerap terjadi. Hal tersebut menjadi perhatian dan evaluasi bagi penerbangan khususnya yang menerbangi wilayah pegunungan, di mana Indonesia banyak memilikinya.
Demi mendukung peningkatan disiplin dan pengetahuan terkini dalam penerbangan di kawasan timur Indonesia yang notabene terdapat banyak pegunungan, Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menerbitkan buku "Pedoman Pelatihan Operasi Penerbangan di Wilayah Pegunungan Tropis". Pada buku ini, telah dilakukan pembaruan dari pedoman yang ada sebelumnya telah digunakan sebagai panduan setelah terjadi berbagai kasus dan kondisi pegunungan belakangan ini.
Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay mengemukakan, buku yang diterbitkan bersama dengan CASA (Civil aviation Safety Authority) Australia melalui ITSAP (Indonesian Transport Safety Assistance Package) ini dimaksudkan agar seluruh maskapai, terutama yang terbang di wilayah Timur Indonesia, lebih disiplin dalam menerbangi rute-rute tersebut untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan.
"Contoh-contoh kejadian yang ada yangkami himpun dalam buku tersebut, diharapkan dibaca dan bisa dijadikan pengingat serta pembelajaran bagi pilot dan maskapai," jelas Herry di Jakarta, Senin (28/10/2013).
Menurut Herry, cuaca, manifes, dan mengenal daerah itu lebih diutamakan. Data Safety Management System (SMS) yang ada juga dievaluasi karena dalam kondisi-kondisi tertentu cuaca cepat berubah dan ini harus disiasati dengan baik.
Dalam buku tersebut dilengkapi juga buklet studi kasus yang berisi kejadian nyata yang diperinci dalam laporan investigasi kecelakaan yang disiapkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menjadi acuan dan perhatian.
Budi Tutuko, Presiden Direktur SMAC (Sabang Merauke Raya air Charter) mengungkapkan, peluncuran buku tersebut sangat bagus sebagai pedoman.
"Sebelumnya memang belum ada yang seperti ini. Kalau ada kejadian-kejadian, semisal kecelakaan pesawat terbang, sepertinya hilang begitu saja informasinya. Kami tak bisa mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian itu," kata Budi.
Dengan adanya buku itu, maka maskapai bisa belajar untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan serupa dengan menerapkan pedoman tersebut. (CHAN)