(Jakarta 3/10/2012) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan  (BPSDMP)  menyerahkan  ke pihak kepolisian untuk menyediliki perkara meninggalnya Maulana Ainul Yaqin, (19), calon taruna Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya, program Diklat Pendidikan (DP) III., yang sedang menjalani Masa Orientasi Disiplin (MOD). Selain itu juga sudah mengirimkan  pemeriksa internal untuk melakukan  pemeriksaan kegiatan proses MOD.

“Hari Senin (1/10) Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Wahju Satrio Utomo sudah ke kampus BP2IP Surabaya, dan sudah melakukan pemeriksaan mengenai  kegiatan MOD. Dari hasil pemeriksaan internal itu nantinya akan dievaluasi, apakah ada ketentuan yang tidak dijalankan sehingga calon taruna melakukan kegiatan yang membuatnya meninggal,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Capt. Bobby R. Mamahit, di kantornya Rabu (3/10).

Menurut Capt. Bobby,  sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari pihak kepolisian,  mengenai sebab-sebab kematian calon taruna BP2IP Surabaya.

“Jadi sampai saat ini belum ada  penjelasan mengenai sebab-sebab kematian dari calon taruna kami, sampai adanya hasil temuan  dari pemeriksaan pihak kepolisian,” kata Capt. Bobby R. Mamahit.

Menyoal adanya tudingan yang beredar, Maulana mengalami peristiwa kekerasan dari seniornya, Capt. Bobby, berharap semua pihak bersabar menunggu hasil pemeriksaan pihak kepolisian.

“Kami mempercayakan sepenuhnya pemeriksaan atas meninggalnya calon taruna tersebut  pada pihak kepolisan, sehingga dapat diketahui secara tepat sebab-sebab kematiannya,” ujar Capt. Bobby R. Mamahit.

Atas meninggalnya calon taruna tersebut, Capt. Bobby juga menyatakan turut berduka karena saat ini pihak sedang melakukan upaya untuk membentuk  ahli transportasi. Dan, korban, Maulana merupakan salah satu calon taruna yang sudah memenuhi seleksi yang sangat ketat.

“Kami berduka dan kehilangan salah seorang calon taruna yang siap dibentuk menjadi ahli transportasi laut  sebagaimana yang kita butuhkan selama ini,” ungkapnya.

Diakuinya, jika dari hasil  pemeriksaan dari pihak kepolisian maupun internal ditemukan adanya pelanggaran yang membuat calon taruna menjadi korban, maka pihak BPSDMP akan bertindak tegas.

“Kami akan bertindak tegas atas pelaku pelanggaran yang terjadi dalam kegiatan diklat di semua unit pelaksana teknis,” katanya.

Ia pun selama ini sudah menginstruksikan kepada seluruh UPT untuk melakukan peningkatan pembinaan pada para taruna. Dalam kegiatan orientasi bagi calon taruna diinstruksikan kepada kepala UPT untuk  mengawasi secara ketat agar tidak terjadi kekerasan, termasuk kekerasan dari pada seniornya, sebagai mana yang pernah diberitaan pada www.dephub.go.id  pada tangal 8/9/2012 dengan judul PELAKSANAAN DOP HARUS DIAWASI SECARA KETAT OLEH PIHAK SEKOLAH.

Adapun  kronologi meninggalnya Maulana, Capt. Bobby menyatakan  berdasarkan laporan awal  dari BP2IP Surabaya bahwa calon taruna  sedang menjalani kegiatan MOD, suatu kegiatan pengenalan  kampus. Selama itu juga taruna masih tidur bersama di ruangan  dormitori (aula), bukan di kamar, sehingga tidak bertemu dengan seniornya.

Kegiatan MOD  meliputi Out Door Management Training (OMT), berupa game dalam ruangan, lomba yel-yel, penyeberangan basah (menyeberangi  kolam latihan SAR dari satu posisi ke posisi lain dengan tali yang dilengkapi dengan alat keselamatan). Pada  Sabtu (29/9/2012)  pukul 13.00 WIB dilakukan pemeriksaan, ternyata jumlah taruna sebanyak 237 orang kurang satu. Saat itu dilakukan pencarian ke semua lokasi kegiatan, termasuk lokasi penyeberangan basah, namun tidak ditemukan.

Pada hari  Minggu (30/9) diusulkan  pencarian melalui penyelaman kolam latih yang digunakan untuk penyeberangan basah. Dari hasil penyelaman itu, sekitar Pk. 16.15 WIB Maulana ditemukan sudah tidak bernyawa. Penemuan ini segera dilaporkan ke pihak kepolisian dan kepada keluarga Maulana. (AB)