(Jakarta, 10/2/2012) Untuk meningkatkan kapasitas latih penerbang, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan akan menambah jumlah pesawat latihnya sebanyak 18 unit pesawat sayap tetap (fixed wing) dan dua unit pesawat sayap putar (helikopter).

Saat ini di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) terdapat 24  pesawat sayap tetap dan tiga unit pesawat saap putar. Penambahan jumlah pesawat yang menelan dana anggaran APBN multiyears tersebut nantinya akan digunakan untuk meningkatkan pelatihan bagi calon penerbang.

Menurut Kepala BPSDM, Bobby R Mamahit, selain penambahan jumlah pesawat, pihaknya juga akan menambah dua simulator yakni jenis 737 NG dan Airbus 320 untuk menambah jumlah yang sudah ada sebanyak sembilan simulator.

Penambahan tersebut menurut Bobby dilakukan lantaran kebutuhan yang juga semakin tinggi. Untuk simulator yang ada saat ini melayani sebanyak 4.000 pilot di Indonesia dan setahun dua kali melaksanakan simulasi  sehingga dengan adanya penambahan simulator baru akan mengurangi kebutuhan yang sudah ada walaupun belum maksimal.

“Kebutuhan ini tidak bisa dihindari, karena selain pesawat latih juga dibutuhkan simulator untuk meningkatkan keterampilan pilot dalam menjalankan pesawat,” ujar Bobby di Jakarta, Jumat (10/2).

Selain itu, dalam rangka kerja sama dengan ICAO, maka akan dilakukan peningkatan kualitas penerbang dengan melaksanakan upgrade training di STPI, dengan tahapan awal yakni melakukan inventarisasi perbaikan metode, kurikulum pendidikan, kemudian melaksanakan modernisasi seluruh aspek pendidikan dan pelatihan hingga mencapai standar internasional.

Realisasi kerja sama, lanjut Bobby juga diantaranya meliputi pengiriman ahli dengan kualifikasi yang telah ditentukan ICAO pada STPI di empat bidang yakni aeronautical information service (AIS), air traffic management (ATM), communication navigation and surveilance (CNS), dan quality management system (QMS).
“Budget planning, pada 2012 ini akan disiapkan Rp2,9miliar untuk CNS dan ATM selama dua bulan dan pada 2013 mendatang sebesar Rp6miliar untuk lanjutan CNS, ATM, dan QMS selama 10 bulan,” jelas Bobby.

Pada keempat bidang tersebut menurut Bobby nantinya akan dilakukan modernisasi  materi program training perbaikan metodologi, dan materi kurikulum pendidikan serta upgrade materi di bidang pelatihan bagi para instruktur pada bidang yang dikerjasamakan tersebut. (CHAN)