(Jakarta, 5/12/2013) Pengelolaan data pada sektor transportasi masih tersebar pada masing-masing unit pengelola sarana dan prasarana atau sumber data yang tersebar, belum terintegrasi. “Masalah big data belum manjadi perhatian serius,” ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono saat menjadi keynote speech pada seminar yang diselenggarakan Badan Litbang Perhubungan dengan tema “Peranan Big Data dalam Penelitian dan Pengembangan Transportasi” di Jakarta, Kamis (5/12).

Bambang mengatakan dengan mulai meningkatnya perhatian akan pentingnya pengelolaan data dan informasi secara baik, alat analitis big data harus menjadi perhatian dan perlu dipersiapkan dengan baik.

Menurut Bambang sumber data yang nantinya dihimpun menjadi big data yakni data formal yang dikelola oleh institusi yang berhubungan dengan transportasi di sisi pemerintah maupun data-data lain seperti data yang dikelola oleh provider komunikasi atau swasta yang menunjukkan pergerakan. “Sedapat mungkin kita menggunakan semua data itu untuk akhirnya memberikan informasi kepada publik,” katanya.

Bambang mencontohkan seperti kondisi kemacetan jalan, jadwal-jadwal kedatangan penerbangan, kereta api dan bus nantinya akan dapat dipantau secara real time. “Hal itu akan memberikan suatu informasi bagi pengguna transportasi untuk mempunyai opsi perjalanan supaya tercipta efisiensi pergerakan serta dapat merencakan perjalanannya,” tuturnya.

Dari tatanan yang data yang dihimpun bersama-sama stakeholders tersebut nantinya dapat digunakan untuk keperluan apa saja seperti riset dan pendidikan. Karena data yang dikumpulkan itu adalah raw data atau data mentah yang hanya bermakna apabila dianalisa dan hasilnya dimanfaatkan sesuai kepentingan masing-masing pemakai data.

“Saat ini baru sampai pada tatanan kita melihat konstruksi dari semua stakeholders yang ada kemudian bagaimana kita menghimpun dan menyimpannya sehingga data itu aman tatapi data itu dapat tetap diakses.  Targetnya tahun depan hal ini dapat terealisasi,” terang Bambang. (HH)