Jakarta --- Persoalan transportasi utamanya ketersedian sarana transportasi yang memadai dan persoalan kemacetan menjadi keluhan sejumlah kepala daerah, baik di tingkat propinsi maupun Kabupaten/ Kota.Untuk menjawab persoalan tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Kementerian Perhubungan membentuk sebuah media yang disebut Klinik Transportasi.
Bertindak sebagai 'dokter' adalah para peneliti di Badan Litbang, dosen dan akademisi di sejumlah perguruan tinggi negeri/swasta, asosiasi dan kalangan industri, yang tergabung dalam Dewan Pakar Transportasi. Tercatat ada 190 orang yang masuk ke dalam dewan pakar ini.
"Kami sengaja melibatkan para dosen dan akademisi di sejumlah Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta di daerah, untuk memberikan kontribusi positif dalam menyelesaikan persoalan transportasi di daerahnya masing-masing," kata Kepada Badan Litbang Kemenhub Elly Adriyani Sinaga dalam sambutannya pada Rapat Koordinasi Teknis Penelitian danPengembangan Perhubungan Tahun 2015 di Kantor Kemenhub, Senin (9/3)
"Kita manfaatkan potensi yang ada di daerah. Kita libatkan para pakar dan dosen dari akademisi untuk membantu persoalan transportasi di daerahnya masing-masing," kata Elly.
Ditambahkan oleh Elly, kerjasama ini akan saling menguntungkan kedua belah pihak. Badan Litbang diuntungkan karena terbantu dalam sumber daya manusia sedangkan dosen dan akademisi akan mendapatkan kredit point.
Sejak dibuka awal tahun 2015, Klinik Transportasi sudah menerima lebih dari 100 persoalan transportasi daerah. Sekitar 70 persen terkait dengan transportasi darat, 20 persen transportasi laut dan 10 persen multi moda termasuk di dalamnya transportasi udara dan perkertaapian. (JO)