(Jakarta, 22/2/2013) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian, Ditjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan kembali melaksanakan  uji coba ATP(Automatic Train Protection) yang dimulai dari stasiun Tugu (Yogyakarta) menuju stasiun Jenar dan Stasiun Klaten, pada Kamis 21 Februari 2013. Sebelumnya ujicoba ATP pernah dilakukan di lintas Solo-Jogja pada 22 Januari lalu.

ATP(Automatic Train Protection) adalah peralatan keselamatan yang dapat mencegah terjadinya pelanggaran sinyal apabila kecepatan kereta api melebihi batas kecepatan yang diizinkan karena masinis lalai.

Uji coba ATP ini bertujuan untuk mengetahui kesusaian sistem dan komponen ATP induksi yang telah terpasang di sarana dan prasarana eksisting di lintas Kutoarjo – Solo, dan menentukkan tingkat keberhasilan sistem dan komponen ATP terpasang pada persinyalan elektrik dan mekanik. Pada uji coba dimaksud dilakukan di 11 stasiun, yang dibagi menjadi 2 pengujian, yakni sistem persinyalan elektrik dan sistem persinyalan mekanik . pada uji coba ATP elektrik dilakukan di stasiun Tugu – stasiun Jenar dan untuk uji coba ATP mekanik dilakukan dari stasiun Tugu – stasiun Klaten.

Direktur Keselamatan Perkeretaapian, Ditjen Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko mengatakan, pemasangan atau implementasi ATP dilakukan dikarenakan tingginya penyebab kecelakaan oleh faktor manusia.

“Pemasangan ATP diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan pada kereta api. Uji coba dilakukan di lintas Yogyakarta – Jenar dan Yogyakarta – Klaten dikarenakan lokasi tersebut termasuk dalam lokasi implementasi awal ATP di lintas Yogyakarta – Kutoarjo,” jelasnya.

Lebih lanjut, Hermanto menjelaskan sistem kerja dari ATP adalah bekerja otomatis. Ia mencontohkan, pada Saat pertama KA mendekati sinyal muka aspek kuning namun masinis tidak segera mengurangi kecepatan, maka dalam 4 detik sistem dari ATP akan memberitahukan masinis untuk mengurangi kecepatan, setelah melewati sinyal muka  bila kecepatan kereta api masih melebihi kecepatan maksimum maka ATP akan melakukan service brake, selama aspek tidak aman (merah pada sinyal masuk), maka ATP akan bekerja secara otomatis sehingga ATP akan langsung melakukan emergency brake.

“ATP juga diujicobakan pada wilayah yang dipasang pembatas kecepatan (taspat) sehingga sistem ATP akan menghentikan KA apabila masinis menjalankan KA melebihi batas kecepatan maksimum,” ungkapnya.

Uji coba ATP ini, menurut Hermanto dilakukan untuk menyakinkan keselamatan sistem dan interoperability terhadap sistem eksisting sebelum dioperasikannya sistem ATP hingga Cirebon. Beberapa hal yang menjadi temuan penting dari uji coba ini akan ditindak lanjuti oleh pihak manufaktur dalam tenggang waktu satu bulan dan kemudian akan dilakukan uji operasional kembali setelahnya.” (FM)