(Jakarta, 27/2/2013) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) untuk prioritas rencana membangun kapal khusus angkutan ternak hingga saat ini masih dikaji. Hingga kini Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan belum bisa memastikan berapa jumlah anggaran perubahan tersebut.

Dirjen Perhubungan Laut Bobby R Mamahit mengemukakan, untuk angkutan kapal ternak ini ada beberapa alternatif yang akan dilakukan, tergantung kapan pelaksanaannya dimulai.

"Kita ada tiga alternatif yakni memodifikasi kapal barang Pelni menjad angkutan ternak, memodifikasi kapal perintis, atau membangun kapal. Dan kami bekerja sama dengan pihak Kementerian Pertanian dalam penyelenggaraan task force (gugus tugas)," urai Bobby di Jakarta, Rabu (27/2).

Sementara Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut, Ditjen Perhubungan Laut, Adolf F Tambunan menambahkan bahwa untuk angkutan ternak ini terbagi pada demand dan supply. Untuk demand maka yang mengurus adalah pihak Kementerian Pertanian, sementara Kemenhub dari sisi  transportasinya.

"Karena permasalahan ternak kita beda dengan di luar negeri, dimana rata-rata (di Indonesia) punya individu sehingga sulit untuk mengumpulkannya dan dibawa menggunakan kapal, tidak mungkin hanya dalam jumlah sedikit saja," jelas Adolf.

Untuk itu Pemerintah juga mendorong swasta untuk membuat kapalnya dengan kapasitas 1.000-1.500 ekor/kapalnya. Sedang Pelni akan memulai dengan kapal barangnya.

Bobby mengemukakan, untuk kapal angkutan ternak terutama sapi ini bisa juga diupayakan menggunakan kapal roro (rol off rol on) yang sudah mulai tua namun kualitasnya masih baik untuk antisipasi awal.

"Kami masih optimis dapat segera mengangkut ternak dengan kapal laut, paling tidak di akhir Maret 2013 nanti," tegas Bobby. (CHAN)