(Jakarta, 11/7/2012) “Posisi terakhir tadi pada pukul 11.30 WIB (Selasa,10/7/2012) sudah tidak ada antrean truk di tol Merak, antrean hanya ada di jalan akses masuk pelabuhan saja. Saat ini kapal yang beroperasi sebanyak 27 unit,”kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S. Ervan ketika diwawancarai media di pressroom Kemenhub, Jakarta.

Selama beberapa hari yang lalu antrean truk mengular di jalan tol Merak-Tangerang.Faktor yang berpengaruh terhadap kelancaran adalah keseimbangan antara sarana, prasarana, dan volume kendaraan yang diangkut. Seperti yang diketahui bahwa Pelabuhan Penyeberangan Merak memiliki 5 dermaga dan kapal yang terdapat disana ada sekitar 33 dengan berbagai jenis dan berbagai kecepatan yang idealnya kapal disana beroperasi minimal 24-26 unit kapal. “Masing–masing kapal tersebut beroperasi 1 hari 4 trip. Jadi diharapkan minimal disana 96 atau 98 trip dalam 1 hari untuk menampung permintaan,” jelas Bambang.

Kapal penyeberangan dianggap sebagai kapal penumpang sehingga harus dilakukan docking setiap 1 tahun sekali. Docking adalah perawatan dan perbaikan kapal.

Menurut Bambang dengan adanya kapal-kapal yang sedang docking mengakibatkan kapal yang beroperasi hanya 20 unit, selain itu juga ada dermaga yang sedang diperbaiki, vender nya mengalami kerusakan yaitu Dermaga IV. Selain itu Dermaga II juga mengalami perbaikan, yaitu jalan akses masuk naik menuju ke jembatannya. Faktor yang berpengaruh lainnya adalah terjadi peningkatan volume pada truk, khusus hanya truk. karena truk dapat mencapai 2000-3000 per-harinya. Saat itu sudah diambil langkah–langkah untuk mencari jalan penyelesaiannya. “Bahkan Menteri Perhubungan telah menginstruksikan agar port time atau waktu labuh kapal di pelabuhan Bakauheni di persingkat agar jika disana tidak ada yang diangkut, kapal bisa segera kembali ke Merak karna antrean lebih banyak terjadi di Merak,” kata Bambang.

Masa liburan sekolah mengakibatkan terjadinya peningkatan volume kendaraan bukan hanya truk nya tetapi juga kendaraan pribadi dan bus. “Kemarin penanganan yang dilakukan itu adalah mengutamakan angkutan pribadi sehingga truk dikesampingkan untuk sementara,” ujarnya.

Langkah-langkah jangka pendek yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di Merak adalah mengupayakan kapal yang beroperasi sesuai dengan jumlah minimalnya, dan juga sudah diperintahkan mendatangkan kapal dari lintasan penyeberangan lain. Sehingga beberapa hari ini kapal yang beroperasi 27-28. Langkah jangka menengahnya, Kementerian Perhubungan sejak 2 atau 3 tahun yang lalu sudah melakukan pembuatan kapal-kapal roro di galangan kapal indonesia. “Memang kita perlu beberapa waktu untuk menunggu kedatangan kapal yang dipesan tersebut. Kami mengharapkan 2014 bisa selesai,” kata Bambang.

Selain itu pembangunan Dermaga VI diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada di Merak. Bambang menambahkan, terjadinya kepadatan di pelabuhan Merak dan Bakauheni dikarenakan adanya sistem shifting yaitu adanya perubahan pengalihan angkutan barang, yang tadinya diangkut dengan kapal laut menjadi menggunakan darat. Kemudian adanya jalan tol Merak menyebabkan arus lebih lancar daripada Bakauheni sehingga kendaraan truk lebih banyak di Merak. (CAS)