(Purwokerto, 2/3/2011) Untuk mengantisipasi jatuh korban apabila terjadi kecelakaan kereta api, PT Kereta Api menggunakan kereta 'Aling-Aling'  di tiap perjalanan kereta api jarak jauh.

Kereta 'aling-aling' disambungkan pada kereta pertama dan terakhir di setiap rangkaian. Pada kereta yang tidak dilengkapi bangku tersebut, tidak diisi dengan penumpang alias kosong.

"Seluruh kereta api, baik kereta eksekutif, bisnis, ekonomi ac, maupun ekonomi (K3) semua dilengkapi oleh kereta kosong untuk menghindari jatuh korban apabila terjadi kecelakaan," ujar Manager Humas Daerah Operasi (DAOP) 5 Purwokerto,  Surono di Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (2/3).

Kereta yang digunakan, lanjut Surono merupakan kereta yang sudah tidak difungsikan lagi untuk mengangkut penumpang.

Penerapan kereta 'aling-aling' dilakukan PTKA sejak awal Februari lalu. Hal tersebut dilakukan lantaran penumpang terutama yang berada di kereta pertama atau terakhir kerap menjadi korban apabila terjadi kecelakaan. Upaya tersebut diharapkan bisa meminimalisir jumlah korban atau kondisi korban pada saat terjadi kecelakaan.

"Pastinya kita tidak mengingikan terjadi kecelakaan, namun tetap harus melakukan tindakan preventif mengingat selalu banyak jatuh korban apabila terjadi kecelakaan," imbuh Surono.

Dari pantauan Dephub.go.id pada salah satu rangkaian kereta api yakni Bogowonto rute pasarsenen-Kutuarjo dan sebaliknya, kereta 'aling-aling' tidak berbeda jauh dengan kereta penumpang, hanya saja ketiadaan bangku yang menjadi pembedanya.

Kereta 'aling-aling' akan tetap dibiarkan kosong walaupun jumlah penumpang penuh atau melewati kapasitas.

Untuk kereta Bogowonto yang merupakan jenis kereta ekonomi ac dengan tarif 70.000/penumpang ini, memiliki delapan kereta yang masing-masing kereta terdapat 80 kursi sehingga total kapasitas adalah 640 penumpang.

Namun begitu, ditambahkan Surono, pihaknya masih akan mengkaji sejauhmana pengaruh kereta kosong apabila kondisi seluruh rangkaian penuh oleh penumpang, apakah berdampak aau tidak.

Penambahan kereta aling-aling ini, menurut Surono merupakan inovasi PTKA sebagai tindakan preventif dan baru pertama kali dilakukan di Indonesia.

Selain menerapkan kereta 'aling-aling', PTKA sejak empat bulan silam juga mengganti perlengkapan restorasinya untuk kereta ekonomi ac, bisnis, dan eksekutif dari sebelumnya menggunakan kompor gas menjadi kompor listrik.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadinya ledakan atau kebakaran. "Karena dengan menggunakan gas goyangan yang ditimbulkan khawatir mengganggu tabung gas dan terjadi musibah," ujar Surono. (CHAN)