(Jakarta, 23/5/2013) Pembangunan area perawatan pesawat atau aerospace park bisa dilakukan di tiap bandara Hub (penghubung) di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan perawatan dan lainnya agar lebih mudah dan efisien.
Menurut Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay, untuk mewujudkan aerospace park memang tidak mudah karena membutuhkan area yang tidak sedikit, namun di beberapa bandara sudah direncanakan adanya hanggar-hanggar untuk perawatan pesawat.
"Pengelola bandara rata-rata memiliki program pengembangan dan pengadaan hanggar, hanya saja belum sampai pada pembangunan aerospace park, karena terkait dengan jumlah area yang dibutuhkan," ujar Herry dalam sambutannya pada acara , Rabu (22/5).
Saat ini Industri penerbangan membutuhkan area perawatan pesawat terpadu Aerospace Park dalam upaya meningkatkan serapan pasar perawatan nasional dan internasional yang terus tumbuh dari tahun ke tahun. Nantinya area itu tidak hanya untuk perawatan saja namun juga untuk bengkel pesawat, komponen, warehouse, dan tempat training untuk pilot dan sebagainya.
Pembangunan aerospace park tersebut membutuhkan dukungan banyak pihak terutama Pemerintah Daerah dan juga dapat melibatkan pihak swasta dalam merealisasikannya sehingga bisa saling bersinergi.
President IAMSA (Indonesia Aircraft Maintenance Shop Association) yang juga merupakan Direktur Utama PT GMF AeroAsia Richard Budihadianto mengemukakan, untuk pembangunan aerospace park dibutuhkan area 75-100 hektar dengan biaya mencapai USD 75-100 juta .
"Minimal ada dua aerospace park yakni untuk melayani Indonesia Bagian Barat dan Timur, Indonesia Barat, bisa dibangun di Cengkareng, Kuala Namu (Medan), Batam, atau Bintan. Sedangkan di Timur bisa dibangun di Makasar atau Menado." kata Richard.
Kehadiran Aerospace Park ditambahkan Richard juga akan membantu mengurangi jumlah pengangguran karena mampu menciptakan 3.500 lapangan kerja baru baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan perawatan pesawat. Selain itu juga bisa meminimalkan perawatan pesawat maskapai domestik ke luar negeri dan sehingga terjadi penghematan devisa dan belanja luar negeri. (CHAN)