(Jakarta, 10/2/2014) Sertifikasi terhadap kereta rel listrik (KRL) commuter line yang didatangkan dari Jepang dilakukan secara bertahap sesuai ketibaannya. Hal itu diungkapkan Direktur Sarana Ditjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan Sugiadi Waluyo di Jakarta, Senin (10/2).

"Kami tidak ada keinginan untuk menahan atau mengulur waktu sertifikasi. Rata-rata dilakukan dalam jangka satu minggu dan itu juga dilakukan bersama pihak PT Kereta Api sebagai operator sehingga tahu apa saja kekurangan yang harus dilengkapi," jelas Sugiadi.

Rangkaian pemeriksaan untuk sertifikasi menurut Sugiadi sangat detil mulai dari pengujian, pengecekan, terkait keselamatan, pengereman, pendingin ruang kereta, tuas-tuas, kondisi roda, dan kelengkapan lainnya.

"Intinya untuk kelaikan dilihat dari sisi keselamatan dan kelengkapan sarana keretanya," kata Sugiadi.

Setelah sertifikasi selesai dilaksanakan, maka ditambahkan Sugiadi, diserahkan kembali ke PT KA untuk kemudian digunakan untuk mengangkut penumpang.

Selanjutnya yang dilakukan adalah pengawasan sarananya terkait dengan keselamatan. Seluruh KRL setiap tahunnya akan dicek melalui uji berkala dan random cek melalui Direktorat Keselamatan Ditjen Perkeretaapian.

Pada November 2013 lalu sebanyak 30 kereta (gerbong) KRL commuter line bekas tiba dari Jepang untuk digunakan sebagai rangkaian KRL Jabodetabek melayani rute Bogor-Jakarta, Bekasi-Jakarta, Serpong-Tanahabang dan sebaliknya.

Pelaksana Tugas Sekjen Ditjen Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko menambahkan, lama sertifikasi tergantung dari kelengkapan kereta itu sendiri.

"Paling lama satu bulan sudah selesai sertifikasinya," kata Hermanto singkat. (CHA)