(Jakarta, 16/2/2014) Debu vulkanik akibat erupsi gunung Kelud sudah tidak lagi berterbangan di sekitar kota Solo dan Jogjakarta. Secara umum kondisi tersebut cukup aman untuk penerbangan.
Namun hingga Minggu malam, bandara internasional Adi Sumarmo Solo dan bandara internasional Adi Sutjipto Yogyakarta masih belum siap untuk beroperasi.
Dalam NOTAM (Notice to Airman) yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memang disebutkan, bahwa bandara Adi Sumarmo masih ditutup sampai dengan Senin, 17 Februari 2014 pukul 07.00 wib dan Selasa 18 Februari 2014 pukul 07.38 WIB untuk bandara Adi Sutjipto.
Sementara itu lima bandara yang sebelumnya juga tidak beroperasi, yaitu bandara internasional Juanda Surabaya, bandara internasional A. Yani Semarang, bandara internasional Husein Satranegara Bandung, bandara Abdurrahman Saleh Malang dan bandara Tunggul Wulung Cilacap, sudah mulai beroperasi sejak Sabtu kemarin.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan menjelaskan, masih belum beroperasinya bandara Adi Sumarmo dan Adi Sucipto, karena landasan pacu dua bandara itu masih tertutup abu vulkanik muntahan Gunung Kelud.
‘’Bandara Adi Sumarmo belum beroperasi karena kami masih melakukan bersih-bersih abu vulkanik yang masih bertebaran di sekitar landasan pacu dan terminal,’’ General Manager PT Angkasa Pura Adi Soemarmo, Abdullah Usman
Hingga Minggu (16/2) sore, pembersihan landasan pacu bandara akibat tertutup abu vulkanik erupsi Gunung Kelud baru mencapai 50 perssen. Meski pembersihan dilakukan secara terus menerus, namun pihaknya belum berani mengoperasionalkan bandara tersebut pada Senin pagi. ‘’Mungkin bandara Adi Soemarmo baru secara resmi membuka bandara tersebut pada Selasa 18 Februari,’’ jelas Abdullah.
Menyangkut mundurnya operasional Bandara Adi Soemarmo, seluruh maskapai penerbangan yang melayani rute Solo telah dihubungi seluruhnya bahwa operasional bandara mundur.
Sementara itu di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta abu vulkanik masih sangat tebal. "Ini sekarang sedang proses pembersihan, karena abu vulkanik di bandara Adi Sucipto sangat tebal sekali," jelas Bambang.
General Manager Bandara Adi Sutjipto Andi G Wirson yang dihubungi secara terpisah mengaku tahu kapan bandara yang dipimpinnya bisa melayani penerbangan meski pihaknya terus melakukan pembersihan bandara dari abu Gunung Kelud dibantu pihak Pemda Yogyakarta dan TNI.
Pengerjaan memang terasa lambat karena abu di area bandara dibersihkan dengan cara disekop dan dibuang keluar area bandara, karena debu tidak boleh langsung disemprot, karena kalau di semprot, nanti masuk ke drainase dan drainasenya malah penuh pasir. Saat hujan justru akan menimbulkan genangan. Kalau pasirnya kering justru lebih berbahaya lagi. Saat angin tertiup kencang bisa saja abu itu masuk ke mesin pesawat yang sedang parkir di taxi way.
Namun Andi berjanji akan berusaha mengoperasikan bandara secepatnya. Karena setiap keterlambatan operasi akan menimbulkan kerugian bagi bandara itu sendiri. ‘’Namun kapan beroperasinya kami masih menunggu arahan pihak Otoritas Bandara Adi Sutjipto,’’ ujarnya. (JO)