(Jakarta, 4/4/2014) Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun sudah mengantongi izin dari Direktorat Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional. API tinggal menyelesaikan izin dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara untuk masalah kelembagaan dan Kementerian Perhubungan untuk masalah struktur organisasi.

‘’Izin dari Dikti Kemendiknas sudah kita kantongi. Begitu izin dari Kemenpan dan Kemenhub sudah kita pegang, maka kita siap untuk melakukan pendidikan perkeretaapian,’’ kata Kepala BPSDM Kementerian Perhubungan Ir Santoso Eddy Wibowo pada acara pressbacekground untuk wartawan perhubungan, Jumat (4/4).

Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) di Madiun Jawa Timur di bangun dengan dana sekitar Rp 300 miliar. Kampus ini akan menjadi pusat pengembangan para tenaga ahli yang akan memberikan kontribusi terhadap industri perkeretaapian nasional.

Kampus API seluas 26 hektar yang lahannya merupakan hibah dari Pemkot Madiun dilengkapi fasilitas ruang belajar, asrama taruna, poliklinik, aula, masjid, laboratorium dan stasiun simulasi. Ia sempat berkeliling melihat fasilitas tersebut dimana sebagian sudah jadi sebagian lainnya masih dalam proses pembangunan.

Keberadaan API sebagai jawaban atas pertumbuhan penumpang kereta api di tanah air, yang sampai 2030 mendatang jumlahnya mencapai 929 juta orang dan 995 juta ton angkutan barang. Angka itu akan terus tumbuh seiring selesainya infrastruktur jaringan kereta api rel ganda lintas utara dan selatan dari Jakarta menuju Surabaya. Untuk itu diperlukan SDM yang handal untuk mendukung sarana yang tersedia.

Sementara itu Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Darat Anton S.T mengatakan, pihaknya mentargetkan seluruh perizinan selesai pada April 2014 ini, sehingga pada bulan Mei-Juni ini mulai dilakukan penerimaan mahasiswa baru, dan sudah mulai melakukan aktivias perkuliahan pada Septembern mendatang.
Untuk tahap awal API mempunyai 4 program studi Dilpoma III, yaitu Teknik Jalur dan Bangunan Kereta Api, Teknik Fasilitas Operasi Kereta Api, Teknik Sarana Kereta Api dan Teknik Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api. Masing-masing jurusan hanya menerima 30 mahasiswa/i.
Anton menambahkan, mengingat Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur adalah propinsi yang akan mengembangan jalur kereta api, kemungkinan besar prioritas pertama akan diberikan kepada mahasiswa yang dikirim oleh propinsi tersebut. (JO)