(Jakarta, 24/9/2013) Dalam rangka menuju transportasi yang selamat dan aman serta mengurangi korban kecelakaan khusunya di moda kereta api, tahun ini delapan kota menjadi fokus dalam gelaran sosialisasi keselamatan bertransportasi kereta api (KA). Kota-kota tersebut diantaranya Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, dan Bandar Lampung.

 
Sasaran sosialisasi tahun ini juga dibedakan dari tahun-tahun sebelumnya sejak digelar tiga tahun lalu, yakni kepada pelajar SMP dan SMA, mahasiswa, dan pengajar serta masyarakat pengguna jasa kereta api langsung.
 
Menurut Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian Kementrian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko, pelaksanaan sosialisasi dan workshop keselamayan dilakukan dalam upaya untuk memberikan informasi seputar keselamatan KA agar menjadi perhatian semua pihak.
 
Hermanto mengakui, sosialisasi maupun workshop terkait keselamatan perkeretaapian yang sudah dilaksanakan tiga tahun terakhir tidak bisa berdampak langsung terhadap disiplin bertransportasi KA atau pengurangan jumlah korban kecelakaan, namun cukup efektif dalam membentuk kepedulian terhadap keselamatan dalam menggunakan transportasi KA.
 
"Paling tidak dengan pelaksanaan kegiatan semacam ini ada interaksi dan hasinya akan terpatri di diri para peserta sosialisasi dan workshop karena antusias mereka cukup baik. Dan diharapkan juga bisa menularkan ke masyarakat lainnya, minimal yang dekat dengan mereka," jelas Hermanto di sela-sela Workshop Budaya Keselamatan Perkeretaapian, di Jakarta, Selasa (24/9/2013).
 
"Ketertiban lainnya yang terkait dengan keselamatan adalah kedisplinan masyarakat dalam melalui pintu perlintasan sebidang mengingat masih banyaknya pintu perlintasan yang tidak terjaga," imbuh Hermanto.
 
Berdasarkan data Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, saat ini total perlintasan sebidang resmi 4.593, yang terbagi 3.892 berada di Jawa dan sisanya 701 di wilayah Sumatera. Dari jumlah tersebut yang dijaga sebanyak 1.174 dan yang tidak dijaga 3.419 pintu.
 
Hermanto menambahkan, jumlah perlintasan sebidang tidak resmi sebanyak 618. 410 berada di lintasan Jawa dan 208 di wilayah Sumatera. Kendati terbilang banyak, namun upaya penutupan perlintasan tidak bisa dilakukan hanya oleh pihaknya saja namun juga perlu dukungan dari berbagai pihak termasuk Pemda setempat.
 
Saat ini yang sudah dilakukan adalah penandatanganan kerja sama dengan Kementrian Dalam Negeri terkait dengan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) penjaga perlintasan kereta dan perawatan pintu-pintu perlintasan resmi.
 
Salah seorang pembicara Hajar Pamadhi mengungkapkan, keselamatan bertransportasi kereta api juga perlu ditimbuhkan budaya. Perilaku dan budaya bertransportasi KA ini harus dimulai dari diri sendiri dengan menanamkan tertib berlalulintas.
 
"Dengan membudayakan tertib berlalu lintas, maka perilaku dan kesadaran dalam berkeretaapi akan bisa terlaksana dan keselamatan transportasi akan terjaga sehingga bisa membantu menurunkan jumlah angka kecelakaan," ungkap Hajar. (CHAN)