(Jakarta, 4/10/2011) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melakukan audit terhadap 733 kapal penumpang, terkait dengan banyaknya kecelakaan kapal dalam beberapa pekan terakhir.

Tim auditor sudah diterjunkan ke sejumlah daerah untuk melakukan pemeriksaan. Audit tetap dilakukan meski perusahaan telah mengantongi sertifikat dari lembaga audit.

"Audit yang berlangsung selama satu bulan ini dengan tujuan melakukan pemeriksaan dan investigasi terhadap kapal-kapal penumpang baik secara fisik maupun administrasi," kata Dirjen Perhubungan Leon Muhammad di Kantor Kemenhub, Selasa (4/10).

Dijelaskan oleh Leon, pemeriksaan fisik difokuskan pada aspek keselamatan seperti memeriksa seluruh peralatan navigasi, peralatan keselamatan seperti live jacket, pemadam kebakaran dan pelampung, serta tidak kalah pentingnya adalah manajemen perusahaan tersebut.

Tim auditor ini akan melakukan pemeriksaan kepada seluruh kapal penumpang dengan bobot diatas 7 DT yang menjadi kewenangan Kementrian Perhubungan. "Semua kapal akan diperiksa. Kalau pemeriksaannya dengan sistem random kita khawatir justru kapal yang bermasalah tidak terperiksa," jelas Leon.

Pemeriksaan terhadap manajemen perusahaan juga diperlukan, untuk mengetahui jangan-jangan tidak lengkapnya peralatan keselamatan karena faktor dari pihak manajemen yang ingin melakukan penghematan namun justru berpotensi mengabaikan aspek-aspek keselamatan. "Semuanya akan kita periksa secara cermat dan komprehensif," kata Leon.

Dari hasil audit yang sudah dilakukan pada beberapa kapal banyak di temukan sejumah kekurangan. Misalnya akibat dari ketidakseriusan anak buah kapal (ABK) banyak ditemukan ketersediaan alat-alat keselamatan pelayaran.

Dari hasil penemuan tersebut, ada satu kasus yang kapalnya sempat tertunda pelayarannya sebab ada sekoci keselamatan yang di ikat secara permanen, sehingga saat dibutuhkan dalam keadaan darurat akan sulit digunakan. ABK diminta untuk melepas ikatannya dan di simpul dengan ikatan yang lebih sederhana.

Leon mengaku banyak hal yang menjadi penyebab kecelakaan. Seperti faktor teknis, sumber daya manusia maupun manajemen. Tidak ketinggalan faktor alam seperti saat terjadinya ombak dan badai. "Kalau soal alam kita serahkan seluruhnya pada Allah, tapi kalau soal teknis sepanjang itu kesalahannya pada manusia, ya kita harus benahi," pungkas Leon. (PR)