(Jakarta, 2/11/2012) Menteri Perhubungan, E.E Mangindaan menyaksikan penandatanganan kontrak pembangunan 7 (tujuh) unit kapal perintis didampingi oleh Plt. Dirjen Perhubungan Laut, Leon Muhammad, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDMP) Kemenhub, Bobby Mamahit di Galangan kapal PT Daya Radar Utama, Tanjung Priok Jakarta, Jumat (2/11/2012).
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Adolf Tambunan mengatakan bahwa bahwa 7 (tujuh) unit kapal perintis tesebut akan selesai pembangunannya pada bulan Desember 2013 dan akan dapat dioperasikan pada Januari 2014 serta menelan Rp. 290.007.990.900,- untuk biaya pembangunannya yang bersumber dari DIPA Dirjen Perhubungan Laut Tahun Anggaran 2012.
Pembangunan kapal perintis tersebut terdiri dari; 2 (dua) unit tipe kapal coaster 2000 GT yang dibangun oleh PT Daya Radar Utama Jakarta, 2 (dua) unit kapal coaster tipe 1200 GT yang dibangun oleh PT Mariana Bahagia Palembang dan PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Surabaya, 1 (satu) unit kapal tipe 200 Dwt oleh PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Surabaya, 1 (satu) Unit kapal tipe 200 Dwt oleh PT F1 Perkasa Banyuwangi serta 1 (satu) unit kapal coaster 200 DWT oleh PT Sanur Marindo Shipyard.
“Diharapkan dengan kapal perintis yang dibangun ini dapat mencapai waktu tempuh kapal menjadi maksimal 14 hari” ujar Adolf.
Menhub dalam sambutannya mengatakan bahwa sektor transportasi khususnya industri di bidang maritim diharapkan dapat maju agar berkesinambungan memajukan industri lainnya di dalam negeri yang pada akhirnya dapat bersaing dengan industri negara-negara lain.
“Selama industri di dalam negeri mampu melaksanakan kita akan pakai industri dalam negeri, bukan hanya di sektor laut tetapi juga industri di sektor udara, darat, dan kereta api.” ujar Mangindaan. “Kalau industri dalam negeri bisa kerjakan kenapa kita harus buat di luar negeri. Kita berdayakan dalam negeri,” tegas Mangindaan.
Menurut Mangindaan, pembangunan kapal perintis tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat konektivitas transportasi antar pulau dalam rangka pelaksanaan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
“Transportasi yang kita bangun sekarang kita utamakan untuk keperintisan”, ujar Menhub. Sampai dengan saat ini kebutuhan angkutan laut perintis masih sangat dibutuhkan terutama untuk daerah-daerah yang fasilitas transportasinya masih sangat terbatas bahkan belum tersedia sama sekali. Hal ini disebabkan karena jumlah muatan dan penumpang yang sangat terbatas atau sangat kurang, sehingga perusahaan pelayaran tidak tertarik untuk datang menyinggahi pelabuhan tersebut karena tidak mengguntungkan bagi usahanya.
Sampai saat ini terdapat 67 buah trayek keperintisan. ”Yang saat ini kita coba lakukan adalah keterhubungannya dulu. Konkretnya kapal perintis ini akan diberikan kepada bagian timur Indonesia karena disana banyak kepulauan; Maluku, Maluku Utara, NTT, NTB, Sulawesi Utara dan Kepri, ujar Menhub.
Pada akhir sambutannya Menhub berpesan kepada seluruh perusahaan galangan kapal agar membangun kapal sesuai dengan ketentuan spesifikasi kelengkapan kapal yang dipersyaratkan.
“Connectivity oke tapi keselamatan dan keamanan transportasi mutlak harus diperhatikan. Keperintisan yang aman dan selamat dapat kita jamin bersama” tegas Menhub. (YS)