Jakarta – Pada tahun 2045 mendatang Indonesia genap berusia 100 tahun. Pada tahun tersebut, Indonesia ditargetkan menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara adidaya di dunia lainnya. Pemerintah dari masa ke masa terus mengupayakan agar cita-cita tersebut tercapai.
Karenanya, Pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin berulang kali meminta menteri-menteri di dalam Kabinet Indonesia Maju untuk secara perodik melakukan introspeksi, apakah kinerja yang dilakukan sudah on the track dan berjalan baik.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sendiri memanfaatkan momentum Hari Perhubungan Nasional ke 53 yang diperingati setiap tanggal 17 September untuk melakukan intropeksi atas kinerja yang dilakukan.
Menhub Budi Karya Sumadi mengajak seluruh insan transportasi untuk terus konsisten pada visi dan misi Pemerintah yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2015 - 2019, dan RJPM Tahun 2020 - 2024.
Transportasi Massal Nasional Terus Melaju
Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia, sempat menghentikan aktivitas pembangunan termasuk di Indonesia. Program-program Kementerian Perhubungan pada tahun 2020 – 2022 juga sempat terdampak oleh pandemi Covid-19. Kendati demikian, Kemenhub mampu mengukir prestasi dengan merealisasikan transportasi massal berbasis rel modern dan super cepat, yakni: Lintas Rel Terpadu/Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (LRT Jabodebek) dan Kereta Cepat Jakarta Bandung yang kini disebut Whoosh.
Menhub Budi mengajak jajarannya untuk mengkaji terhadap kinerja instansinya dari periode awal Kabinet Indonesia Maju hingga kini, yang setahun lagi akan berakhir pada Oktober 2024. Menhub Budi berharap, pembangunan infrastruktur transportasi nasional dapat menjadi landasan atau batu loncatan untuk pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi massal modern menuju Indonesia emas masa depan.
Menhub Budi juga mengajak insan transportasi untuk mengejar kekurangan guna memenuhi target yang tertuang dalam RPJM 2020 - 2024, dan terus membangun infrastruktur transportasi nasional, baik sarana maupun prasarana transportasi darat, laut, udara, serta perkeretaapian.
Pembangunan transportasi nasional, lanjut Menhub Budi, bakal semakin meningkatkan konektivitas antar wilayah yang akan menyatukan Indonesia, serta mewujudkan transportasi yang dapat melayani mobilitas manusia maupun barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan selamat, aman, dan nyaman.
Menhub menilai, pembangunan infrastruktur transportasi nasional yang telah dilakukan selama ini, di tengah berbagai kendala seperti keterbatasan anggaran, pandemi Covid-19, diharapkan dapat menjadi lompatan pertama mewujudkan visi Indonesia emas, yakni menjadi negara limara besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045 mendatang.
Kata Kuncinya, Kolaborasi
Di tengah upaya dan usaha dalam pembangunan sektor transportasi, Menhub Budi kembali mengingatkan agar seluruh insan transportasi, pihak ketiga, dan stakeholder lainnya dapat memperkuat kolaborasi di seluruh Indonesia. “Keberhasilan lompatan pertama akan menjadi pemicu lompatan-lompatan selanjutnya di masa yang akan datang,” ujarnya.
Menhub Budi juga mengajak seluruh insan transportasi baik dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, operator transportasi, masyarakat, dan unsur terkait lainnya, agar selalu berkolaborasi dengan baik dalam membangun konektivitas transportasi di seluruh wilayah Indonesia. “Infrastruktur transportasi itu tidak mungkin terlaksana kalau hanya saya yang mengerjakan, atau siapa yang mengerjakan hanya satu orang, tidak mungkin. Kita harus berkolaborasi antara Kemenhub, Kementerian dan Lembaga lain, Pemerintah Daerah, operator transportasi, masyarakat dan unsur terkait lainnya,” cetusnya.
Pembangunan Transportasi Untuk Konektivitas Wilayah
Visi dan misi pemerintah dalam melakukan pembangunan sektor transportasi, lanjut Menhub Budi, yaitu pembangunan transportasi yang bertumpu pada upaya konektivitas antarwilayah di Indonesia, yang merata ke seluruh wilayah, tidak saja wilayah perkotaan dan kawasan-kawasan strategis (kawasan ekonomi khusus) dan kawasan wisata yang potensial, tetapi juga ke kawasan lain seperti ke pelosok daerah terpencil, tertinggal, terdepan, dan perbatasan (3 TP)
Selama kurun waktu 2014-2023, Kemenhub telah membangun sejumlah infrastruktur transportasi baik di sektor darat, laut, udara dan perkeretaapian.
Di darat, Kemenhub telah merevitalisasi dan merehabilitasi terminal tipe A di 140 lokasi dan membangun terminal tipe A di 5 lokasi. Untuk penyeberangan, rehabilitasi pelabuhan penyeberangan dilakukan di 151 lokasi dan membangun pelabuhan penyeberangan di 76 lokasi.
“Pada tahun 2022 lalu kami membangun Terminal Tipe A di Purworejo, Jawa Tengah dan Bimoku di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Diharapkan tahun ini sudah bisa diselesaikan pembangunannya,” ujar Menhub.
Di laut, Kemenhub telah melakukan rehabilitasi pelabuhan di 164 lokasi dan telah melakukan pembangunan pelabuhan baru di 18 lokasi. Pada tahun 2015, pembangunan dilakukan di 4 lokasi, 2016 (2 lokasi), 2017 (5 lokasi), 2019 (1 lokasi), 2021 (5 lokasi).
Lokasi pembangunan pelabuhan terbanyak ada di wilayah tengah dan timur Indonesia. Terakhir pada tahun 2022, terdapat satu pelabuhan baru yang dibangun yaitu Pelabuhan Salissingan di Sulawesi Barat.
Di udara, Kemenhub merehabilitasi bandara di 38 lokasi dan membangun bandara baru di 16 lokasi. Diantaranya yaitu: Bandara Rokot Sipora Mentawai, Sumbar; Bandara Kertajati Jabar; Bandara APT Pranoto Samarinda, Kaltim; Bandara Miangas, Sulut; Bandara Namniwel, Maluku; dan Bandara Werur, Papua.
Untuk sektor perkeretaapian, telah dibangun dan direaktivasi jalur kereta api sepanjang 1.683 Kilometer Spoor (km’sp), di antaranya yaitu: jalur kereta cepat Jakarta - Bandung sepanjang 152,46 km jalur ganda, LRT Jabodebek (49,21 km jalur ganda), LRT Sumsel (23,4 km jalur ganda), dan LRT Jakarta (5,8 km jalur ganda). Selain itu, juga dilakukan peningkatan dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang 1.900 km’sp, elektrifikasi jalur kereta 145,24 km, dan pembangunan/modernisasi stasiun kereta api sebanyak 88 stasiun.
Untuk keberlangsungan sarana dan prasarana transportasi nasional di masa mendatang, Menhub menginstruksikan jajarannya untuk mengecek dan memastikan infrastruktur transportasi yang sudah dibangun, benar-benar memiliki manfaat yang optimal dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Demikian halnya dengan hadirnya Kereta Cepat Jakarta Bandung KCJB Whoosh. Pasca peresmian operasional, pada 2 Oktober 2023, Menhub mengajak para pihak otoritas pengelola Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) agar dapat berkolaborasi bersama pihak swasta/BUMD, pihak ketiga - khususnya di Kota/Kabupaten di kedua lokasi stasiun Kereta Whoosh, yakni: stasiun keberangkatan Stasiun Halim-Cawang DKI Jakarta, dan stasiun kedatangan Stasiun Tegalluar Cibiru Hilir, Cileunyi, Kab Bandung.
Kolaborasi ini penting, khususnya dalam membangun dan mengembangkan transportasi feeder di kedua lokasi kota/kabupaten tersebut. Karena seperti yang kita ketahui, daerah yang dilintasi Kereta Whoosh adalah daerah potensial dengan pusat bisnis, kawasan wisata alam, sentra kerajinan, serta pusat kuliner khas daerah, dan lainnya.
Menhub juga mengimbau masyarakat di kota-kota yang dilalui Kereta Whoosh memanfaatkan pembangunan KCJB untuk meningkatkan perekonomian daerah yang telah disosialisasikan selama proses pembangunan. Pasalnya Pemerintah sudah memprediksi dengan tarif operasional Kereta Whoosh tidak akan mencapai titik impas (BEP) sebagai layanan transportasi massal berbasis rel modern dan super cepat dalam waktu singkat – bahkan untuk operasional masih mendapatkan subsidi.
“Kami optimis dengan beroperasinya KCJB dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah / daerah yang berada di sekitar stasiun KCJB,” ujar Menhub.
Menhub mendorong insan transportasi untuk aktif melakukan kerjasama/kolaborasi. Tidak hanya transportasi massal berbasis rel modern yang super cepat, tetapi juga semua moda transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian yang telah dibangun dan dikembangkan sarana dan prasarananya oleh pemerintah. Harapannya agar manfaatnya lebih optimal, serta dapat menjalankan fungsi layanan mobilitas orang dan barang seoptimal mungkin dalam upaya meningkatkan ekonomi masyarakat di berbaga kota/daerah.
Syarat Negara Maju, Selalu Terus Berinovasi
Di waktu yang berbeda, Presiden Joko Widodo, saat meresmikan brand baru Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dengan nama Kereta Cepat Whoosh awal Oktober 2023 lalu, mengungkapkan bahwa kereta Whoost ini merupakan bereta cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kecepatan rata-rata 350 km/jam.
“Kereta cepat ini kita namakan Whoosh. Ini merupakan inspirasi dari suara yang melesat dari kereta berkecepatan tinggi dan Whoosh merupakan singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat,” ungkap Jokowi.
Lebih lanjut Presiden menjelaskan, kereta cepat Whoosh ini menandai modernisasi transportasi massal yang efisien, ramah lingkungan dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya termasuk terintegrasi dengan TOD (Transit Oriented Development).
“Angkutan massal berbasis rel modern dan super cepat ini merupakan hal baru bagi masyarakat Indonesia khususnya dari sisi teknologi, kecepatan, konstruksi dan juga model pembiayaan,” pungkasnya.
Presiden Jokowi kembali berpesan agar kita tidak boleh takut belajar, mencoba hal-hal baru yang dalam prosesnya bisa muncul hal-hal yang tidak terduga, kesulitan di lapangan, masalah-masalah, dan ketidaksempurnaan.
“Pengalaman itu mahal, namun sangat berharga, dan kita tidak perlu takut, karena jika kita konsisten, kesalahan itu akan semakin sedikit, biaya kesalahan juga akan semakin menurun, dan pada akhirnya, biaya produksi, biaya proyek, lama kelamaan akan semakin rendah,” ucap Jokowi.
Presiden Jokowi juga mengingatkan agar semua pihak terkait pembangunan Kereta Cepat Whoosh tidak alergi terhadap kritik dan tetap semangat untuk belajar. Pasalnya, pengalaman membangun infrastruktur, baik jalan tol, pelabuhan, bandara, bendungan, transportasi telah memberikan pengalaman yang tak ternilai dan bekal untuk menghasilkan hal-hal yang lebih baik di masa depan.
“Keberanian kita mencoba hal-hal baru memberikan kepercayaan, kesempatan kita untuk mengajari anak-anak bangsa dan akan sangat berguna bagi masa depan, membuat SDM kita semakin maju dan semakin mandiri,” tandasnya.
Manfaat Bagi Masyarakat dan Mempersatukan Indonesia
Menteri Kordinator Maritim dan Investasi (Menkomarinvest), Luhut Binsar Panjaitan seperti yang dilansir dari media nasional mengungkapkan. proyek Kereta Cepat Whoosh ini memberikan beberapa manfaat. Pertama, lanjut Menkomarinvest, mulai terciptanya lapangan pekerjaan baru, utamanya buat masyarakat domestik, menghadirkan multiplier effect terhadap moda transportasi lainnya yakni kehadiran kendaraan feeder, mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilintasi oleh jalur kereta cepat. Kedua, terjadinya transfer teknologi yang mutakhir terutama di Bidang Konstruksi dan Modernisasi Sistem Perkeretaapian.
Selain itu, Menkomarinvest juga menegaskan, pencapaian sektor transportasi umum massal yang sudah diraih hingga hari ini, kelak dapat diteruskan oleh periode kepemimpinan berikutnya atau generasi yang akan datang.
Menkomarinvest dan Menhub sepakat bahwa melaksanakan pembangunan transportasi umum massal berbasis rel modern dan kereta cepat sebagai upaya merealisasikan misi dan visi Presiden Jokowi, yaitu membangun transportasi modern untuk mempersatukan Indonesia.
Infrastruktur Pendukung
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang mendampingi Presiden Jokowi menjelaskan bahwa Kemenhub telah menerbitkan izin operasi sarana perkeretaapian umum untuk Kereta Cepat Whoosh jalur Jakarta-Bandung yang tercantum pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 114 Tahun 2023 tentang Izin Operasi Sarana Perkeretaapian Umum PT Kereta Api Cepat Indonesia-China (KCIC).
Dukungan lain yang diberikan imbuh Menhub Budi, terkait operasional Kereta Cepat Whoosh adalah penyiapan angkutan lanjut, atau feeder. “Angkutan feeder ini telah kami siapkan bersama dengan para stakeholder terkait sehingga dapat memudahkan masyarakat mengakses kereta cepat dari/menuju pusat-pusat kegiatan dan ekonomi,” ungkapnya.
Di Stasiun Halim, misalnya, melalui ketersediaan akses jalan DI Panjaitan, telah disiapkan sejumlah moda transportasi yang akan semakin mudah untuk mencapai kawasan stasiun. Saat ini ada rute baru Transjakarta menuju Stasiun Halim dengan relasi Cawang - Jalan Mayjen Sutoyo Jalan D.I Panjaitan - Stasiun Halim dengan jam operasional mulai pukul 06.00 hingga 16.00 WIB telah tersedia. Selain itu terdapat juga jembatan penghubung dari Stasiun Kereta Cepat Halim ke Stasiun LRT Halim sebagai bagian dari integrasi antar moda.
Sementara di Stasiun Padalarang Kereta Cepat Whoosh juga telah terintegrasi dengan KA Feeder yang menghubungkan Stasiun Kereta Cepat Whoosh Padalarang dengan Stasiun Bandung. Pengaturan waktu perpindahan penumpang juga telah disesuaikan antara jadwal Kereta Cepat Whoosh dengan KA Feeder.
Adapun untuk Stasiun Tegalluar, integrasi antarmoda juga diwujudkan melalui kehadiran Bus Damri dan shuttle bus summarecon yang dapat dimanfaatkan sebagai moda lanjutan dari dan menuju Stasiun Tegalluar. Kemudahan akses menuju Stasiun Tegalluar diakomodasi dengan keberadaan Jembatan Cibiru yang telah selesai dibuat dan dioperasikan untuk dilalui kendaraan. KCIC juga bekerjasama dengan Jasa Marga untuk mempermudah masyarakat menuju stasiun dengan pembukaan pintu tol di KM 149 yang telah beroperasi dan program pembukaan pintu tol di KM 151 yang saat ini masih dalam proses pengerjaan.
Menhub Budi mengungkapkan, pembangunan Kereta Cepat Whoosh telah menjadi primadona bersama LRT dan MRT. Karena itu, Kemenhub terus intensif untuk mengoptimalkannya.
Selain itu, menurut Menhub, ada faktor lain yang mendorong pembangunan transportasi massal berbasis rel modern dan super cepat yakni: adanya kebijakan untuk mobilitas di perkotaan maupun antarkota yang padat penduduk menggunakan angkutan pribadi dibatasi atau tidak dianjurkan, karena menyebabkan kemacetan dan meningkatkan polusi / Air Quality Index (AQI) .
“Saya waktu diperintahkan Presiden, sempat bertanya-tanya bagaimana ini, akhirnya bisa. Kereta Cepat Whoosh juga sama, akhirnya bisa,” kata Menhub.
Menhub menambahkan bahwa ada dorongan untuk menggencarkan pembangunan angkutan massal perkotaan/antarkota, dan itu memang menjadi suatu keniscayaan.
Kendati cita-cita membangun transportasi massal berbasis rel modern dan Kereta Cepat Whoosh sudah terealisasi, namun demikian Presiden meminta kepada Menkomarinvest dan Menhub untuk tidak berpuas diri.
“Kalian jangan berhenti di sini, buatlah perencanaan konsep transportasi modern sehingga apa yang diaplikasikan satu konstruksi infrastruktur transportasi massal modern itu dapat berkelanjutan,” kata Menhub mengutip pesan Presiden Jokowi.
Untuk memenuhi amanah Presiden, Menhub mengakui, memang berat dan tidak mudah untuk melaksanakannya, namun Menhub optimistis dengan keberhasilan insan transportasi dalam membangun transportasi massal berbasis rel modern dan kereta cepat Whoosh.
“Keberhasilan ini bisa menjadi batu lompatan pertama – untuk mendorong lompatan-lompatan berikutnya menuju Indonesia Emas Tahun 2045,” tutupnya. (IS/AS/SHL/HG)